Setiap tahunnya, nilai transaksi menggunakan uang elektronik selalu meningkat. Tren ini diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024
Sebagai bentuk transformasi dari kecanggihan teknologi, uang elektronik disambut baik oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari tren penggunaan uang elektronik menunjukan arah positif di 2023. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), nilai belanja yang menggunakan uang elektronik mencapai Rp166,60 triliun hingga Oktober 2023. Angka ini naik 25% secara tahunan.
Uang elektronik menghadirkan layanan cashless yang mudahkan segala bentuk transaksi. Saat ini, uang elektronik disebut sebagai pengganti uang tunai yang lebih praktis dan modern.
Dilansir dari Investopedia, uang elektronik atau yang juga sering disebut e-money merupakan uang yang tersimpan di dalam suatu sistem perbankan ataupun perusahaan jasa keuangan yang nantinya bisa digunakan dalam melakukan transaksi.
Uang elektronik berbentuk macamnya, ada yang berupa kartu seperti kartu debit hingga aplikasi yang diterbitkan oleh para lembaga perbankan dan jasa keuangan. Saat ini, sudah banyak bank dan perusahaan jasa keuangan yang mengeluarkan uang elektronik, contohnya Flazz dari BCA, e-Money Mandiri, DANA, OVO, ShopeePay, dan masih banyak lagi
Nilai uang yang tertanam di dalam uang elektronik setara dengan uang tunai karena kegunaannya sebagai alat jual beli, tapi, berbeda dengan kartu debit, uang yang sudah mengendap di kartu uang elektronik tidak bisa diuangkan.
Perbedaan yang paling terlihat dari uang elektronik dan konvensional, yaitu layanan yang ditawarkan uang elektronik berbasis cashless. Setiap transaksi yang dilakukan hanya menggunakan kartu, sehingga tidak ada kegiatan memberi dan menerima uang tunai dalam bertransaksi. Berbeda dengan konvensional, proses jual beli masih menggunakan uang tunai. Uang elektronik tentu sangat memberikan kepraktisan dan kemudahan dalam bertransaksi.
Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), uang elektronik dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Manfaat dari uang elektronik sudah tidak perlu diragukan lagi. Sudah banyak masyarakat yang merasakan keistimewaan dari teknologi ini, yaitu sebagai berikut.
Uang elektronik membuat para pelanggan bebas membawa uang tunai berlembar-lembar. Sebab, semua dana yang dibutuhkan untuk bertransaksi bisa disimpan dalam kartu ataupun aplikasi.
Tanpa disadari, setiap melakukan transaksi dengan uang elektronik, pelanggan akan menghemat waktu bertransaksi. Sebab, tidak ada kegiatan pengembalian uang tunai.
Ada banyak kelebihan uang elektronik yang pastinya pelanggan rasakan kapan pun dan di mana pun. Berikut ini ulasannya.
Kelebihan uang elektronik menjadikan transaksi lebih akurat. Sebab, tidak ada pembayaran menggunakan uang tunai yang bisa memungkinkan terjadinya selisih dalam perhitungan.
Uang elektronik merupakan salah satu program unggulan dari perbankan atau perusahaan, jadi kemungkinan akan banyak promo yang ditawarkan. Mulai dari potongan harga hingga gratis biaya admin.
Saat ini mengisi saldo uang elektronik bisa dilakukan di mana saja. Mulai dari mesin ATM, kasir minimarket, hingga smartphone. Untuk uang elektronik yang menggunakan chip, pengisian saldo bisa dilakukan melalui smartphone yang sudah tersedia fitur near field communication (NFC).
Dibalik banyaknya kelebihan di atas, ada kekurangan dari uang elektronik yang mungkin belum dirasakan.Berikut ini ulasannya.
Kekurangan pertama, uang elektronik sangat bergantung pada sistem lain, dalam hal ini mesin tertentu. Misalnya, pelanggan ingin melakukan transaksi di mini market dan harus menggunakan mesin EDC sebagai media transaksinya.
Kekurangan berikutnya, saldo yang mengendap di uang elektronik memiliki keterbatasan nominal. Biasanya masing-masing perusahaan membatasi maksimal Rp1 juta. Tentu ini sangat merugikan jika ingin melakukan transaksi lebih dari batas nominal tersebut.
Cara kerja uang elektronik dibagi berdasarkan jenisnya. Pertama, untuk uang elektronik yang menggunakan kartu dan ship, pelanggan tidak perlu memiliki akun rekening bank, meskipun uang elektronik yang digunakan diterbitkan oleh perbankan tertentu. Sebagai contoh, pelanggan ingin menggunakan layanan transportasi TransJakarta.
Caranya cukup mudah, kartu tersebut hanya di tab pada gate atau pintu masuk yang sudah terkoneksi dengan sistem tertentu. Produk ini tidak harus terhubung ke internet karena yang dibutuhkan hanya kartu fisik dalam kondisi yang baik dan saldo yang cukup untuk melakukan transaksi.
Kedua, cara kerja uang elektronik berbasis server ini elemen utama yang dibutuhkan adalah koneksi internet. Sebab, semua poses transaksi melalui smartphone dan aplikasi dari produk uang elektronik yang menjadi pilihan pelanggan. Misalnya, DANA, OVO, ShopeePay, dan masih banyak lagi. Cara untuk melakukan transaksi menggunakan jenis uang elektronik ini, yaitu pelanggan hanya melakukan scan barcode dari aplikasi atau pilih metode pembayaran uang elektronik yang dimiliki.
Faktanya, uang elektronik sangat memudahkan transaksi yang dilakukan sehari-hari. Apalagi, ada beberapa fasilitas yang mewajibkan masyarakat untuk bertransaksi menggunakan uang elektronik, seperti pembayaran tarif tol, pembayaran tarif transportasi umum (KRL, TransJakarta, MRT, LRT), hingga pembelian tiket kapal laut.
Selain itu, uang elektronik juga bisa digunakan untuk masyarakat yang berbelanja di supermarket, transaksi di pom bensin, beli pulsa dan paket data, token listrik, bayar iuran PDAM, asuransi, dan masih banyak lagi.
Uang elektronik menjadi cara praktis yang banyak dipilih masyarakat untuk melakukan transaksi. Mengetahui kebutuhan tersebut, Alterra Bills memiliki semua produk uang elektronik yang dibutuhkan pelanggan platform Anda. Segera update produk uang elektronik di platform bisnis Anda dan dapatkan keuntungan prioritas dari kami.
Baca juga: Fakta Menarik Tentang Uang Elektronik di Indonesia