Tips Penting Sebelum Memulai Usaha Percetakan
By
vonika
Updated On
Kalau kamu perhatiin sekarang, pasti deh dimana-mana ada bisnis percetakan. Gak di deket kampus, di area perumahan, dan bahkan di tengah-tengah kota. Seolah bisnis percetakan sudah menjamur.
Hal ini tentu saja karena permintaan terhadap percetakan saat ini mulai tinggi. Apalagi di masa-masa tertentu, sebut saja di masa-masa pemilihan calon legislatif dan di masa-masa pemilihan presiden. Banyak orderan masuk hingga perusahaan percetakan yang ada kewalahan loh!
Meski demikian, untuk buat percetakan besar tentu saja dibutuhkan modal yang besar pula. Kami udah rangkum nih rincian modal yang kamu butuhin, dan tentu saja tips memulai usaha percetakan yang bisa langsung kamu terapin. Yuk langsung aja!
Baca: Kuliah sambil kerja? Ini pilihan pekerjaan untuk mahasiswa!
Berapa Modal Awal Usaha Percetakan
Meski ada beberapa percetakan yang memiliki embel-embel rumahan, bisnis percetakan ini gak bisa dibilang bisnis tanpa modal. Karena memang boleh dibilang modalnya lumayan kalau dibandingkan dengan bisnis lain.
Taruh lah kamu berniat untuk membuat usaha percetakan spanduk, banner digital dengan mengandalkan mesin large format digital printing. Maka modal yang kamu butuhkan setidaknya adalah:
- Satu unit mesin printer besar kira-kira seharga Rp 150.000.000,- sampai 200.000.000,-
- Satu unit komputer untuk operator printer kira-kira seharga Rp 5.000.000,- sampai Rp 10.000.000,-
- Satu unit UPS kira-kira seharga Rp 2.500.000,- sampai Rp 12.500.000,- bergantung dari VA yang dimiliki
- Perintilan lainnya seperti lem,satu set tinta, bahan spanduk, serta berbagai macam asesoris penunjang, yang nantinya akan masuk ke dalam biaya produksi. Kalau targetmu menjual rata-rata 4.000 m2per bulannya makarata-rata pengeluaran per bulannya adalah Rp 40.000.000,-
Wah besar banget ya modal yang dibutuhin buat bikin usaha percetakan? Tentu saja, karena contoh yang kami buat disini adalah usaha percetakan yang mampu menerima order dalam skala besar.
Sebenernya kalau pakai hitung-hitungan modal di atas, taruh lah per bulan kamu menjual rata-rata 4.000 m2 dengan harga Rp 15.000,- per m2 nya. Dalam setahun kamu bakal balik modal kok, jadi cukup menggiurkan ya.
Tapi kalau modal kamu memang belum sebanyak itu, kamu bisa juga membuka usaha printing kecil-kecilan. Tapi se”kecil-kecilan” usaha percetakan yang kamu buat, setahu kami harga alat percetakannya seenggaknya seharga Rp 10.000.000,- sampai Rp 20.000.000,- loh! Wah wah emang mahal ya modal bisnis yang satu ini.
Eh eh tapi kalo kamu udah cari-cari artikel ini, berarti kamu udah siap dong dengan segala tetek bengek usaha ini. Apalagi “cuma” modal, iya kan? Saatnya sekarang masuk ke bagian terpenting, yak betul! Tips memulai usaha percetakan.
Tips Memulai Usaha Percetakan Biar Tokcer
Ada beberapa tips memulai usaha percetakan yang bisa kamu lakukan biar tokcer nih. Eh tapi dengan catatan ya, bahwa kamu udah gak bermasalah lagi dengan modal kamu, mengingat modal bisnis ini cukup besar.
Lokasi Masih Berperan Penting
Gak salah sih kalau kamu beranggapan bahwa di zaman sekarang lokasi usaha sudah tidak terlalu penting. Mengingat saat ini dunia online sudah berkembang sedemikian pesatnya, kadang ada bisnis yang bahkan tidak memiliki toko offline!
Tapi sedikit berbeda dengan bisnis percetakan, kalau kamu punya modal lebih saran kami adalah kamu mencari lokasi di keramaian yang sesuai dengan target pasar kamu. Misalnya di lokasi tengah kota dekat dengan kampus besar, tokcer!
Tips macam ini bisa jadi nambah-nambah modal kamu, makanya kami punya tips lainnya. Yakni dengan mengoptimalkan lokasi “maya” kamu alias lokasi online.
Untuk menaikkan eksistensi dirimu di dunia maya kamu butuh banyak-banyak belajar mengenai search engine optimization (SEO) dan Adwords. Karena dari dua hal inilah nantinya bisnismu bisa dikenal oleh khalayak.
Tapi mohon maaf ya kawan, berhubung materi mengenai SEO dan Adwords merupakan materi yang cukup rumit, dan butuh waktu lama untuk dipelajari, rasa-rasanya gak mungkin kami jelaskan disini. Nanti bisa jadi satu buku dong kawan.
Pahami Bisnismu
Nah inilah salah satu kelemahan orang Indonesia dalam berbisnis. Bukan bermaksud menghakimi, tapi memang pengalaman kami pribadi seringkali kami menemui orang Indonesia yang berbisnis tapi gak paham soal apa yang ia jual.
Berhubung bisnis percetakan ini bisnis yang amat erat kaitannya dengan waktu, kamu bakal kejar-kejaran banget sama waktu dan hasil printing kamu juga amatlah penting. Apalagi kalau berkaitan sama iklan suatu produk, salah dikit bisa-bisa ditolak klien!
Makanya kamu harus rajin belajar alur bisnis percetakan ini. Mulai dari penerimaan pesanan, kalkulasi pesanan (jangan asal kasih harga!), pengerjaan, kontrol kualitas percetakan, finishing, serta layanan purna jual.
Cari, dan Jangan Sering Menolak Pelanggan
Meski usaha percetakan erat kaitannya dengan pekerjaan yang dikejar-kejar waktu, menurut kami agak haram hukumnya menolak order dari pelanggan. Meski terdengar agak curang tapi memang kamu harus menjaga citra perusahaan kamu.
Terus kalau kamu gak sanggup terima order gimana? Tetap terima dan kemudian bagi kerjaan kamu ke rekan usaha percetakan yang lain! Loh loh, kok gitu?
Kamu yang masih awam mungkin kaget dengan sistem bisnis model begini. Tapi pada kenyataannya memang para pelaku usaha percetakan di satu kota biasanya saling kenal loh satu sama lain.
Malah mereka seringkali saling melempar order pekerjaan. Tujuan utamanya tentu saja buat saling menjaga citra bisnis mereka semua. Dengan demikian pelanggan nantinya akan puas dengan pekerjaanmu dan bisa jadi merekomendasikanmu. Hasilnya? Repeat order dan pelanggan bertambah.
Kalau sudah bertambah, jangan lupa untuk terus berinvestasi kepada alat-alat baru yang memiliki kapasitas produksi lebih tinggi. Sehingga kamu gak terus-terusan melempar order ke rekan bisnismu yang lain.
Sementara strategi jemput bola, barangkali cocok dilakukan kalau kamu masih benar-benar merintis usaha percetakanmu dari nol. Kalau orderan sudah terlalu banyak sih buat apa jemput bola, bisa-bisa kamu kewalahan loh.
Saran kami carilah target-target potensial, misalnya anak-anak BEM di kampus, atau kebutuhan percetakan di desa hingga RT RW dan masjid-masjid di sekitar lingkungan anda. Buatlah surat resmi berupa ajakan kerjasama kepada mereka. Dijamin bisnis kamu tokcer!
Pelayanan Maksimal
Meski jualan barang, menurut kami usaha percetakan adalah salah satu usaha yang bersentuhan langsung dengan manusia. Artinya kamu harus memberikan pelayanan usahamu secara maksimal.
Kamu harus aktif ketika mendapatkan pelanggan, misalnya dengan memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi pelanggan. Terutama bagi pelanggan yang enggak paham mengenai bahan hingga tinta yang digunakan dalam percetakan.
Selain itu kamu juga harus pandai melakukan manajemen waktu hingga manajemen emosi. Karena berkaitan dengan manusia, pastilah sesekali kamu akan menemukan pelanggan yang bikin emosi. Nah disaat-saat seperti inilah kesabaran dan keprofesionalan mu diuji.
Dengan tetap menjaga kesabaran mu, artinya kamu telah sukses melakukan manajemen emosi. Sementara manajemen waktu yang kami maksud adalah, bagaimana kamu mengatur order yang seringkali masuknya bertumpuk-tumpuk, sehingga seluruh order bisa diselesaikan tepat waktu.