Prospek Kerja Jurusan Akuntansi, Bikin Ngiler!
By
vonika
Updated On
Sampai saat ini, akuntansi merupakan salah satu jurusan favorit bagi anak IPS. Mengapa? Tetntu saja karena prospek kerja akuntasi yang bisa dibilang amat cerah dan rata-rata penghasilannya bisa di atas rata-rata.
Prospek kerja akuntansi boleh dibilang cerah mengingat kebutuhannya yang tinggi. Seorang sarjana akuntansi bisa bekerja baik di bidang pemerintahan, perusahaan swasta, hingga start up dan perusahaan lokal dan bahkan perusahaan multinasional.
Bahkan kalau kamu memiliki jiwa entrepreneur kamu bisa loh membuat agensi yang berhubungan dengan keilmuan akuntansi, dan kalau sudah punya nama, penghasilannya jangan ditanya!
Oleh karena itulah peminat jurusan akuntasi ini bisa dibilang amat banyak, bahkan anak-anak IPA pun banyak yang rela “menyeberang jurusan dan jadi mahasiswa akuntansi. Nah gausah berlama-lama lagi yuk kita bahas aja prospek kerja akuntansi!
1. Akuntan Publik
Pernah nonton The Accountant yang dibintangi oleh Ben Affleck? Kalau pernah kamu pasti mengingat betapa vitalnya peran seorang akuntan, meski dalam cerita ini justru lebih erat kepada organisasi kriminal.
Sebagai sarjana akuntasi pekerjaan pertama yang terlintas di benakmu tentu saja akuntan publik yang memiliki izin resmi Menteri Keuangan untuk memberikan jasanya.
Menariknya sebagai seorang akuntan publik kamu bisa memberikan jasamu sebagai perorangan ataupun berupa badan usaha. Kalau kamu cukup cerdas kamu bisa masuk ke firma akuntasi besar seperti Deloitte, Ernst & Young, KPMG, hingga PwC alias the big four!
Lingkup pekerjaannya tentu saja amat berkaitan dengan pekerjaan akuntan pada umumnya meliputi audit keuangan, pemeriksaan dan pembuatan laporan keuangan, perpajakan, hingga memberikan konsultasi keuangan untuk manajemen perusahaan.
Kalau kamu bisa bekerja di the big four mungkin gaji pertamamu bisa lebih dari Rp 10.000.000,- rupiah lho! Tapi ‘pun kamu tidak bekerja disana, gaji seorang akuntan publik yang masih minim pengalaman rata-rata adalah Rp 5.000.000,- hingga Rp 9.000.000,- per bulan, menggiurkan ya.
Nah kalau kamu memutuskan untuk menjadi seorang akuntan publik, kamu bisa memilih untuk menawarkan jasa atestasi ataupun jasa non atestasi.
Jasa atestasi mencakup jasa-jasa adit umum laporan keuangan, pemeriksaan pelaporan keuangan performa, pemeriksaan laporan keuangan prospektif, hingga melakukan peninjauan laporan keuangan dan jasa lainnya.
Sementara jasa non atestasi umumnya mencakup pekerjaan-pekerjaan yang lebih luas yakni jasa akuntansi, manajemen keuangan, hingga membantu perpajakan perusahaan dan konsultasi masalah keuangan perusahaan.
2. Auditor Keuangan Internal
Kalau kamu bekerja sebagai akuntan publik berarti kamu akan menangani klienmu yang tentu saja perusahaan luar. Dengan kata lain kamu adalah seorang auditor eksternal. Nah kalau yang satu ini mudahnya kamu bekerja sebagai auditor keuangan internal.
Seorang auditor internal merupakan akuntan yang hanya bekerja untuk satu perusahaan tertentu saja. Perusahaanya pun bisa apa saja, dengan kata lain prospek kerja auditor keuangan internal juga amat cerah.
Karena tentu saja perusahaan-perusahaan besar, menengah, hingga kecil, tidak peduli apa produknya pasti akan memerlukan seorang akuntan di dalam perusahaannya. Yah sekali lagi lagi, betapa vitalnya kan pekerjaan ini!
Lingkup keranya pun cukup luas namun kira-kira serupa dengan pekerjaan akuntan publik. Pekerjaannya yakni memeriksa dan memperbaiki laporan keuangan perusahaan serta bertanggung jawab dalam memberikan saran kepada perusahaan terkait keuangan.
Selain itu auditor keuangan internal juga bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen perusahaan, dalam mematuhi sistem pengendalian internal, regulasi pemerintah, dan secara umum terhadap konsep Good Corporate Governance.
Penghasilan yang bisa dibawa oleh seorang auditor keuangan internal perusahaan rata-rata adalah Rp 7.000.000,- hingga Rp 10.000.000,- dan tentu saja akan bertambah seiring dengan pengalaman kerjanya.
3. Akuntan Internal
Berbeda dengan auditor keuangan internal, akuntan internal bertugas sebagai orang yang menyusun sistem akuntasi, laporan keuangan, menyusun budgeting perusahaan, hingga menangani masalah perpajakan perusahaan.
Sementara auditor lah yang nantinya (sesuai namanya) akan mengaudit pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan internal ini.
Secara lebih mendetil seorang akuntan internal bisa bekerja sebagai akuntan umum yang akan mencatat transaksi keuangan, menyusun laporan manajemen, menyusun laporan keuangan umum, yang pada akhirnya akan membuat data dasar akuntansi perusahaan.
Selain itu mereka juga diberikan tanggung jawab untuk menganalisis biaya perusahaan yang pada akhirnya akan membantu manajemen dalam pengawasan biaya perusahaan. Selain itu mereka seringkali diberikan tanggung jawab untuk melakukan perancangan sistem informasi.
Gaji yang diterima akuntan internal di tahun pertama kerja biasanya tidak berbeda jauh dengan auditor keuangan internal, yakni berkisar antara Rp 7.000.000,- hingga Rp 10.000.000,- per bulannya. Bisa dikatakan prospek kerja akuntansi di bidang ini cerah!
4. Analis Keuangan
Kalau akuntan bertugas dalam membuat dan pengolahan data. Maka seorang analis memiliki beban kerja yang cukup berat karena selain harus membuat dan mengolah data mereka juga harus mampu membaca data dan menerjemahkannya sehingga bisa mengambil keputusan terkait masalah keuangan perusahaan.
Jadi selain ilmu-ilmu akuntansi dasar, seorang analis keuangan wajib memahami kondisi ekonomi perusahaan secara umum yang akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Tapi, selain bisa bekerja untuk perusahaan, seorang analis keuangan biasanya juga dibutuhkan oleh perorangan loh. Bahkan saat ini banyak perusahaan-perusahaan rintisan yang bergerak di bidang analis keuangan pribadi.
Di Indonesia sendiri seorang analis keuangan biasanya dibutuhkan dalam perusahaan sekuritas. Nantinya mereka akan menilai pengelolaan portofolio investasi para klien perusahaan sekuritas tersebut.
Sebagaimana seorang akuntan publik, untuk menjadi analis keuangan dibutuhkan sertifikasi khusus yakni Certified Financial Analyst (CFA). Untuk mengambil CFA ini sebelumnya mereka harus memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun di bidang analisis keuangan dan investasi, wah berat ya.
Mengingat perjalanan karirnya yang panjang, seorang analis keuangan dibayar besar loh. Rata-rata minimal mereka bisa membawa uang Rp 10.000.000,- per bulannya dan tentu saja semakin besar nantinya.
5. Perencana Keuangan
Kalau beberapa pekerjaan di atas erat kaitannya dengan para korporasi alias perusahaan, perencana keuangan justru lebih erat kaitannya dengan keuangan personal.
Mengapa saat ini profesi perencana keuangan ini begitu menarik? Jawabannya adalah karena semakin banyak masyarakat yang sadar soal pentingnya financial literacy alias bagaimana cara seseorang mengelola keuangan pribadi maupun keluarganya.
Nah sama seperti beberapa profesi di atas, untuk menjadi seorang perencana keuangan profesional maka seorang akuntan diwajibkan untuk mengambil sertifikasi yang dikeluarkan oleh Financial Planning Standards Board.
Menariknya saat ini bahkan banyak orang yang menjadi perencana keuangan secara personal dan semuanya terkenal loh di bidangnya!
Sebut saja Ligwina Hananto, Prita Hapsari Ghozie, hingga Pak Safir Senduk. Semuanya merupakan seorang perencana keuangan yang terkenal dan menjadi favorit kalangan anak-anak muda loh.
Ditambah lagi dengan perkembangan zaman seperti saat ini, peran media sosial sudah amat sulit dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Hasilnya? Bermunculan lah fintech-fintech yang berkutat di bidang perencana keuangan personal.
Pendapatannya? Tentu jauh lebih besar dari beberapa profesi di atas, selama kamu sudah menjadi seorang penasihat keuangan handal, biayamu pasti tinggi!