Apa Saja Prospek Kerja Administrasi Bisnis?
By
vonika
Updated On
Balik lagi di seri Prospek Kerja. Nah kali ini kita mau bahas salah satu jurusan yang mungkin belum banyak orang tau sebenernya jurusan ini belajar tentang apa, dan gimana prospek kerjanya: Administrasi Bisnis!
Program studi bisnis yang nama bekennya administrasi niaga ini pada dasarnya banyak mempelajari mengenai hal-hal yang berhubungan dengan niaga alias operasional bisnis serta perusahaan.
Kegiatan tersebut mencakup marketing, keuangan, personalia, dan tentu saja kegiatan produksi. Intinya seorang mahasiswa administrasi niaga dituntut untuk mampu menjalankan bisnis dan menciptakan produk, bahasa kerennya entrepreneurship!
Tertarik? Membaca kata-kata entrepreneurship, dimana saat ini banyak milenial yang mengubah pola pikir dari pekerja swasta menjadi pengusaha. Mmm tahan dulu, karena masih banyak yang mau kami bahas.
Menjadi mahasiswa administrasi niaga, kamu bukan hanya dituntut untuk “berdagang” tapi juga bagaimana caranya kamu menciptakan nilai dari suatu produk sehingga dapat dipasarkan. Selain itu kamu juga akan diajarkan pengelolaan dan manajemen harian di kantor.
Wah banyak sekali ya ilmu yang dipelajari disini, tapi sebenernya gimana sih pilihan dan
prospek kerja administrasi bisnis? Lanjut!
1. Konsultan Bisnis
Sebagaimana konsultan di bidang lain, menjadi konsultan bisnis merupakan salah satu pekerjaan impian di dalam ilmu administrasi niaga. Selain pekerjaannya yang menarik dan penuh tantangan, gaji yang bisa didapatkan oleh konsultan bisnis juga amat besar lho!
Sebut saja McKinsey, Boston Consulting Group, dan Deloitte. Ketiga perusahaan besar yang memiliki markas di Indonesia ini sudah terkenal royal dalam memberikan gaji ke para pegawainya loh.
Jika kamu berhasil bekerja di perusahaan-perusahaan elit macam di atas, take home pay anak magangnya saja bisa menyentuh angka Rp 10.000.000,- per bulannya. Sementara pekerja baru bisa digaji hingga Rp 20.000.000,- per bulan, belum lagi kalau kamu jadi senior associate.
Tapi gaji-gaji mentereng ini khusus hanya bisa dinikmati kalau kamu menjadi konsultan eksternal ya, alias kalau kamu memang bekerja disana. Karena semua perusahaan yang di atas kami sebutkan merupakan agensi konsultan.
Artinya kamu bekerja untuk klien-klien dari perusahaan tersebut. Sekarang bayangkan, rata-rata perusahaan pasti memiliki konsultan internal. Sebesar apa masalah yang mereka hadapi kalau mereka sampai membutuhkan konsultan eksternal?
Disitulah letak sulitnya masuk ke bidang pekerjaan ini. Mengingat besar dan rumitnya permasalahan yang dihadapi klien, perusahaan seperti McKinsey, Deloitte, dan Boston Consulting Group tentunya membutuhkan tenaga kerja kelas satu.
Kesimpulannya bukan hanya lulusan administrasi bisnis saja, tapi kamu membutuhkan otak yang sangat cemerlang untuk bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.
Tapi tenang, kamu gak perlu cemas kalau kamu merasa sulit, toh kamu masih bisa menjadi konsultan internal di berbagai perusahaan. Hanya saja dari segi gaji memang jauh lebih sedikit dibanding agensi, tapi toh tetap saja prospek kerjanya bagus.
2. Entrepreneur
Kalau dari sisi penghasilan, barangkali entrepreneur adalah yang terbesar di dalam list ini. Akan tetapi mengingat risikonya yang tinggi dibandingkan pekerjaan-pekerjaan tetap di dalam list ini, maka kami meletakannya di urutan ke dua.
Sebut saja Dian Pelangi, Rex Marindo, Rendy Saputra, atau malah Bob Sadino. Semuanya merupakan entrepreneur sukses loh. Bahkan Dian Pelangi berhasil masuk ke dalam daftar bergengis Forbes 30 under 30! Waduduh bukan prestasi kaleng-kaleng nih.
Meski kebanyakan pelaku entrepreneur justru bukanlah orang-orang dengan latar belakang pendidikan bisnis yang mentereng.
Sebut saja almarhum Om Bob Sadino, beliau memiliki latar belakang pendidikan SMA saja loh. Setelah SMA beliau sempat bekerja setahun untuk Unilever dan 17 tahun untuk Djakarta Lloyd sebelum memutuskan untuk berbisnis dan membuat Kemchicks.
Lihat saja, tanpa pendidikan tinggi almarhum Om Bob Sadino berhasil membuat bisnis yang besar, dan bahkan almarhum Om Bob Sadino saat masih hidup seringkali dijadikan mentor-mentor untuk para pebisnis muda dan malah pebisnis kawakan.
Sekarang kalau orang-orang yang gak punya latar belakang pendidikan bisnis aja bisa menjadi seorang entrepreneur, lantas kenapa orang-orang yang memiliki latar belakang administrasi niaga gak bisa?
Tentu saja kamu bisa dan bahkan berpotensi untuk lebih baik dari mereka. Meski ada adagium yang menyatakan kalau kebanyakan sarjana bisnis justru tidak bisa menjadi entrepreneur yang handal, karena terlalu banyak teori di kepala mereka. Sehingga mereka justru menjadi takut dalam mengambil risiko dan keputusan.
Tapi anggapan ini harusnya enggak mengganggu kamu dong. Karena memang entrepreneur amat lekat dengan risiko, satu-satunya skill yang harus kamu pelajari di luar kuliah administrasi bisnismu adalah kemampuan menilai dan mengambil risiko.
Kalau kamu sudah lihai, lengkap sudah semua yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur. Tinggal jalankan, dan nikmati prosesnya!
3. Staff Marketing, HRD, dan Manajemen
Ini dia salah satu keuntungan lain menjadi mahasiswa administrasi bisnis. Jujur saja kami beranggapan kalau prospek kerja administrasi bisnis menjadi cerah karena hal ini pula, yakni karena ilmunya yang fleksibel maka lulusannya bisa meniti nyaris jenjang karir apapun di perusahaan.
Tidak salah toh kalau kami kelompokkan pekerjaan ini ke dalam satu daftar: staff marketing, staff HRD (personalia), dan staff manajemen? Yuk bahas satu persatu.
Pertama-tama staff marketing. Kamu yang kuliah di administrasi niaga tentu saja akan banyak mempelajari kebijakan maupun strategi marketing. Oleh karena itulah kamu juga bisa bekerja di bidang ini.
Nantinya kamu akan banyak berurusan dengan produk dan tentu saja konsumen. Kamu harus mampu bertanggung jawab atas strategi marketing perusahaanmu, membuat produk yang memiliki nilai di mata konsumen, hingga menyusun strategi agar produk perusahaanmu sesuai dengan konsumennya.
Selain staff marketing, anak-anak lulusan administrasi bisnis juga berpotensi untuk menjadi staff HRD atau personalia. Hal ini juga tentu saja karena mereka di bangku kuliah juga mempelajari ilmu-ilmu personalia.
Seorang staff HRD bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya manusia di perusahaan, mulai dari perekrutan, pelatihan, kontrak kerja, pemetaan SDM, hingga penyaringan SDM di dalam suatu perusahaan.
Disamping pekerjaan-pekerjaan yang tampak formal tersebut, seorang staff HRD juga dituntut untuk bisa menjaga suasana kerja yang sehat di kantor. Karena suasana kerja yang sehat dianggap berhubungan dengan produktivitas perusahaan yang baik.
Terakhir, seorang lulusan administrasi bisnis juga bisa bekerja sebagai staff manajemen. Pekerjaannya tentu saja berhubungan dengan manajerial perusahaan mulai dari proses memimpin, mengadministrasi, hingga mengarahkan perusahaan secara keseluruhan.
Khusus untuk pekerjaan yang terakhir ini, selain ilmu manajerial, mereka dituntut untuk memiliki kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi, kepemimpinan (mencakup pemberian delegasi, motivasi, dan mengembangkan bawahan), hingga kemampuan perencanaan yang baik. Wiih ngeri ya?
Karena tanggung jawab dan tuntutan yang tinggi itulah, dibandingkan posisi yang lain posisi manajer ini memiliki gaji yang wah. Akan tetapi saingannya juga besar loh, karena seringkali perusahaan (terutama perusahaan besar) akan mengangkat manajer dari karyawan-karyawannya yang berprestasi, yah memang untuk posisi besar kamu harus usaha ekstra toh.
Dari segi gaji, kami tidak bisa memberikan banyak informasi mengingat variasi gaji dari semua posisi yang amat tinggi. Tapi sekurang-kurangnya, kamu bisa kok mendapatkan Rp 4.000.000,- sampai Rp 6.000.000,- untuk posisi staf di ketiga bidang di atas.
Nah dari semua seri prospek kerja yang kami buat, mungkin prospek kerja administrasi bisnis lah yang paling singkat. Akan tetapi menurut kami justru inilah yang prospek kerjanya termasuk paling cerah.
Selain itu ilmu administrasi bisnis menjadi menarik karena lulusannya yang memang bisa bekerja nyaris di semua bidang yang ada di perusahaan. Sisanya tinggal usaha mereka untuk menjadi yang terbaik agar bisa menempati posisi puncak di perusahaan.