Skip to content

15 Tips Bisnis Online Untuk Pemula (Masih Rugi? Baca!)

featured-img

Kalau kamu baca artikel ini, kemungkinan kamu masih newbie atau pemula dalam berbisnis online.

Dan kemungkinan besar, kamu masih belum profit atau mungkin ingin mengembangkan bisnis online kamu lebih cepat lagi.

Entah itu jualan via ecommerce lokal, Instagram, Facebook, atau website, banyak dari tips yang akan saya share berlaku ke semuanya karena tips-tipsnya memang berdasarkan fundamental berbisnis online.

Mari kita telaah satu per satu.

1. Cari produk yang dibutuhkan orang-orang

Tunggu, tapi bukannya semua produk yang ada di dunia dibutuhkan orang-orang ya?

Ini salah, tidak semua barang dicari banyak orang. Saya sendiri pernah melakukan kesalahan ini dengan mengimpor banyak game PS3 original dari Singapura, dan saya pikir karena game original pasti ada saja yang mencari.

Tapi strategi saya salah, game yang tidak terkenal ternyata tidak dicari orang. Orang-orang mencari game yang populer dan bagus saja. Akhirnya kumpulan game tersebut saya jual sangat murah, alias jual rugi.

Kamu harus memastikan apapun itu yang kamu jual memang dicari orang-orang. Kalau yang mencari sedikit pastikan margin atau keuntungan produk cukup besar sehingga kamu bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Untuk produk yang memang dicari banyak orang, margin kecil tidak apa karena kita akan bermain di kuantitas.

2. Pastikan saingan kamu tidak terlalu besar

Ini kesalahan kebanyakan pemula, baik untuk bisnis online maupun bisnis konvensional/tradisional.

"Oh, gue suka kopi, yaudah aja jualan kopi lah."

"Bisnis apa ya? Kafe kali ya? Atau jualan baju?"

"Bisnis kopi hits banget, berarti kalo gue jualan kopi untung gua bakal gede juga."

Itu adalah beberapa contoh mindset newbie dalam berbisnis. Mereka tidak sadar kalau bisnis tersebut SANGAT kompetitif dan saturated alias bakal senggolan dengan banyak bisnis serupa.

Kalau kamu baca artikel ini, kemungkinan kamu pemula. Memulai bisnis yang sangat kompetitif sama saja dengan sengaja membakar uang.

Cari lah produk atau bisnis yang tidak terlalu kompetitif, atau istilah kerennya punya niche tersendiri.

Kalau kamu keukeuh berbisnis jualan biji kopi, mungkin bisa niche down ke kopi yang lebih spesifik dan tidak terlalu mainstream.

Sama juga kalau kamu memutuskan untuk berjualan baju atau aksesoris smartphone di ecommerce lokal, cari lah produk yang penjualnya tidak terlalu banyak namun ada demand-nya.

3. Cari tahu siapa pembeli produk kamu

Setelah tahu produk apa yang akan kamu jual, saatnya cari tahu siapa yang akan membeli produkmu.

"Gue tahu kok siapa yang beli, ya orang-orang yang butuh jam tangan yang gue jual lah!"

Nah itu contoh pemikiran orang sotoy alias newbie.

Maksud saya, perjelas demographic pembeli produk kamu. Apakah mereka mayoritas lelaki atau perempuan? Tua atau muda? Ibu-ibu punya anak atau yang masih single? Bapak-bapak tua atau anak muda Hypebeast? Sudah kerja atau masih sekolah? Kelas menengah atau menengah atas? Orang sering main sosmed atau justru yang jarang?

Dengan mengetahui dan memprofile potential buyer, pekerjaan kamu selanjutnya akan lebih mudah.

4. Cari tahu tempat berjualan dan promosi terbaik

Kalau sudah tahu siapa yang kemungkinan akan membeli produk kamu, kini saatnya cari tahu mereka lebih sering nongkrong di mana.

Apakah mereka doyan nongkrong di IG? Twitter? Atau bahkan tidak pakai sosmed?

Apakah mereka lebih suka transaksi via WhatsApp atau sudah nyaman menggunakan ecommerce macam Tokopedia dan Bukalapak?

Atau mungkin mereka prefer datang ke toko langsung setelah melihat akun IG toko kamu?

Kalau kamu jualan jam mahal misal, atau jualan jeans premium, pelanggan kamu kemungkinan hanya akan melihat akun IG toko kamu untuk cari tahu barang apa yang akan mereka beli namun mereka akan berusaha datang dan melihat langsung produknya.

Kasarnya begini, makin mahal produk, makin penting buat bisnis kamu punya toko atau gudang yang bisa didatangi karena pelanggan merasa penting untuk melihat produknya secara langsung.

Di titik ini, kamu bukanlah bisnis tradisional yang punya online presence, tapi bisnis online yang punya warehouse atau toko fisik.

5. Mulai kecil-kecilan

Salah satu mindset pemula adalah, "Kalo mulainya kecil, akan susah bersaing dengan yang sudah gede!"

Ini adalah mindset orang yang biasanya belum punya pengalaman bisnis.

Hampir semua bisnis mulainya dari kecil, yang kemudian perlahan-lahan tumbuh besar.

Lagipula, memang kamu, sebagai pemula, mampu mengelola bisnis yang sudah besar dari awal?

Kalau mengelola bisnis kecil aja tidak becus, apalagi yang besar?

Kebanyakan pemula dalam berbisnis merasa mereka sudah tangguh dan mampu menjalankan bisnis yang besar.

"Ah ini mah gampang, tinggal gini gitu doang. Itu juga gampang, gua ada kenalan, tinggal telepon langsung kelar. Pokoknya bisnis ini tinggal gini gitu aja deh gak ribet."

^^Contoh dialog orang yang belum punya pengalaman bisnis tapi lagi hype berbisnis.

Mulailah dengan jualan beberapa produk, itu juga dalam jumlah kecil. Tidak usah langsung impor 1000 akesoris HP yang belum tentu laku.

Makin kecil kita mulai, makin kecil potensi ruginya dan makin mudah membelokkan arah bisnis semisal tidak sesuai plan.

Apalagi mayoritas bisnis yang dibangun pemula akan BANGKRUT. Itu fakta.

Jadi mulai lah pelan-pelan dan kecil-kecilan saja, tapi mulai SEKARANG.

6. Rugi di awal sangat wajar

Kalau kamu langsung profit di awal-awal perjalanan bisnis kamu, ada dua kemungkinan. Kamu hoki, atau memang berbakat.

Dan mayoritas orang yang profit di awal jatuh pada golongan pertama.

Jangan berkecil hati kalau bisnismu rugi di awal, entah karena produknya tidak laku atau karena salah perhitungan.

Anggap kerugian kamu itu sebagai pembelajaran bisnis yang menyakitkan (mayoritas pelajaran bisnis itu menyakitkan).

Bahkan, beberapa taktik berdagang di ecommerce memang sengaja merugikan diri sendiri dulu, yaitu dengan menjual produk di bawah harga pasaran agar cepat laku dan banyak review serta direkomendasikan algoritma, baru kemudian menaikkan harga untuk mendapatkan profit.

Startup besar pun rerata sengaja merugikan diri sendiri dulu dan fokus pada pertumbuhan, baru ketika sudah mulai menguasai mereka mengambil untung.

7. Buat bisnismu berbeda atau lebih baik dibanding yang lain

Ini adalah kesalahan yang sering dilakukan seller newbie di ecommerce lokal.

Mereka berjualan produk yang sama, dengan foto yang sama, judul lapak yang sama, serta deskripsi yang sama.

Yang menjadi pembeda paling hanya harga, itu pun hanya beda tipis.

Kalau mau mencuat, sebaiknya menggunakan foto yang berbeda dan eye catching serta judul deskripsi yang lebih menarik.

Menggunakan foto dan gambar custom benar-benar membuat lapak kamu menjadi mencuat dibanding yang lain.

Belajar gunakan Canva atau sewa graphic designer agar foto dan gambar produk kamu lebih menarik untuk di-klik.

8. Social media sangat penting di zaman sekarang

Coba sebutkan brand besar sukses yang tidak punya akun sosmed, terutama Instagram. Saya tunggu.

Hampir gak ada kan? Zaman sekarang mayoritas orang yang punya buying power menggunakan sosmed dalam kehidupan sehari-hari.

Walau kamu jualannya tidak di sosmed, tapi sosmed itu penting untuk membangun trust pelanggan ke toko atau bisnis kamu.

Saya sendiri merasa kalau sebuah bisnis tidak punya sosmed atau sosmednya tidak aktif tandanya bisnis tersebut tidak niat atau memang tidak laku.

Jangan lupa update rutin feed sosmednya, tidak harus tiap hari, tapi minimal 2 minggu sekali lah, untuk memberi tahu orang-orang kalau sosmed kamu masih aktif.

Saran saya, Instagram wajib punya, serta kalau demographic kamu aktifnya di Twitter atau Facebook, maka wajib punya juga dan kamu harus aktif di sana.

9. Di awal, bangun reputasi lebih penting daripada profit

Kenapa penting? Karena pelanggan tidak akan membeli dari kamu kalau mereka tidak percaya kamu.

Saya sendiri semisal berbelanja di Tokopedia pasti cari lapak yang sudah bintang 4 ke atas. Kenapa?

Karena tandanya sudah ada orang yang beli di situ dan reviewnya bagus. Saya tidak mau pusing kalau ternyata produknya jelek.

Ini yang dinamakan social proof, yaitu ketika orang tertarik karena orang lain sudah pada tertarik.

Lantas, bagaimana cara membangun reputasi? Tergantung platformnya.

Kalau kamu jualan di ecommerce lokal seperti Tokopedia, kamu bisa membangun toko yang niat, bisa dengan gunakan foto produk yang profesional dan modern serta rapi, serta menjual murah terlebih dahulu produknya untuk mengumpulkan review positif.

Kalau kamu lebih niat, dapatkan badge Power Seller atau Official Store agar lebih terpercaya.

Kalau di Instagram, sering-sering lah update foto, video, serta story, dan perbanyak follower.

10. Foto dan gambar yang bagus akan lebih menarik perhatian

Salah satu mata uang di internet adalah attention, dan satu cara mendapatkan attention adalah dengan visual aspect yang menarik.

Gambar sangatlah penting karena itu yang dilihat oleh mata kita lebih cepat daripada teks.

Kalau foto produk/lapak kamu burem dan didesain oleh orang percetakan yang ngaku-ngaku bisa photoshop, kemungkinan besar tidak akan menarik perhatian orang-orang, apalagi kalau lapak lainnya fotonya mirip-mirip.

Secara umum, fokus di desain yang modern dan minimalis. Tiru tipe design yang digunakan oleh brand-brand besar.

11. Pastikan deskripsi produk selengkap mungkin

Saya pernah ingin membeli produk di suatu ecommerce lokal, namun deskripsinya sangat singkat dan tidak lengkap.

Padahal saya butuh dimensi produk tersebut, berapa watt-nya, berapa beratnya, apakah dapat garansi atau tidak, apa saja mode memasaknya. Kenapa penting? Karena saya sedang mencari smart cooker!

Tentu penting dong untuk mengetahui semua info tersebut, namun sayangnya salah satu toko tidak menulis itu semua di deskripsinya.

Mereka hanya menulis nama produk dan justru syarat retur atau refund yang sangat panjang.

Alhasil saya pilih produk lain dari toko lain yang deskripsi dan spesifikasinya jelas serta gambarnya banyak dari berbagai macam sudut.

Pesan moralnya? Dengan effort yang lebih, kamu akan membantu calon pembeli dalam mengetahui produk yang akan dibeli. Kalau pembeli tidak yakin, mereka akan pindah ke toko lain.

12. Makin mahal produknya, makin penting peran website

Produk seperti jam tangan mewah, produk fashion premium, atau suplemen biasanya sangat mendapatkan manfaat apabila terdapat website resmi dari toko kamu.

Lagi, makin mahal barangnya, makin penting website. Untuk apa punya website?

Adanya website menandakan bahwa bisnis kamu itu legit dan bukan abal-abal, karena membuat website lebih susah dan butuh usaha dan uang dibanding hanya sekadar punya akun sosmed yang daftarnya gratis dan simple.

Website juga berfungsi menjelaskan informasi yang tidak bisa kamu sampaikan di sosmed ataupun ecommerce karena website lebih fleksibel dalam formatnya.

Dan kalau kamu memutuskan membuat website, pastikan semua yang ingin diketahui oleh pelanggan ada di situ, seperti misalnya sejarah toko, alamat, kontak, halaman produk, serta link ke sosmed dan ecommerce.

13. Promosi, baik dengan cara gratisan atau berbayar

Sudah punya toko atau barang dagangan, tapi kok ga ada yang beli?

Mungkin karena belum ada orang yang tahu kalau kamu jualan?

Gimana caranya biar orang-orang tahu? Ya promosi dong.

Kalau kamu punya budget-nya, promosi berbayar bisa kamu lakukan dengan cara promosi resmi via platformnya sendiri atau dengan endorse akun-akun lain yang sudah populer.

Kalau tidak punya budget, maka promosi bisa dilakukan dengan cara content marketing, yaitu membuat content yang dibutuhkan dan disukai oleh calon pembeli kamu agar mereka aware terhadap keberadaan bisnis kamu.

Content marketing bisa dilakukan dengan cara membuat artikel di blog website, membuat postingan gambar atau video bermanfaat dan menarik di IG, atau YouTube, atau sambil joget-joget di TikTok.

Makin banyak orang yang membaca atau menonton content kamu, makin besar kemungkinan mereka mengunjungi akun/website/lapak bisnis kamu dan membeli produk kamu.

14. Data itu SANGAT berharga, simpan semua kontak customer

Ada alasan kenapa hampir semua perusahaan besar terobsesi dengan data...karena data itu bisa menghasilkan keuntungan, apabila diolah dengan benar.

Kalau kamu bisnis kecil, usahakan kamu dapat kontak setiap orang yang pernah beli agar bisa kamu tawarkan produk-produk lainnya di masa depan.

Misal kamu jualan video game, nah ketika ada game baru kamu bisa menawarkan ke mereka dengan iming-iming diskon pelanggan lama. Biasanya ada sebagian pelanggan yang tertarik dan justru senang karena dikabari lebih awal.

Prioritaskan pelanggan lama karena mempertahankan pelanggan lama lebih mudah dibanding mencari pelanggan baru. Buat mereka merasa eksklusif dan spesial dengan memperlakukan mereka dengan berbeda.

15. Meniru kompetitor yang telah sukses bukanlah sebuah kejahatan

Kalau kamu masih pemula, sebaiknya jangan sok-sokan ngide bereksperimen dengan hal-hal baru, kecuali kamu paham resikonya dan siap rugi.

Untuk orang-orang yang pragmatis dan ingin lebih cepat cari uang, saran saya adalah tiru bisnis lain yang sudah sukses.

Tapi ingat, meniru bukan berarti menjiplak. Kalau kamu meniru lapak orang di Tokopedia misalnya, kamu tidak akan menang karena lapak kamu jadi tidak menonjol, dan kamu pasti kalah besar dibanding lapak yang sudah ada dari dulu.

Lihat apa yang membuat brand besar berbeda, dan ambil hanya hal-hal yang bermanfaat untuk situasi bisnismu saat ini.

Apa salah satu ciri lapak yang sukses di ecommerce lokal? Yang paling umum adalah gambar yang mencolok dengan warna-warna background yang modern seperti kuning, ungu, hijau, atau orange serta teks yang jelas dan aesthetic.

Kamu bisa meniru hal tersebut dengan membuat foto produk kamu jadi modern dan minimalis, namun tidak perlu sampai warna dan teks-nya sama persis, karena beda produk beda pula kebutuhannya.


Nah itu tadi beberapa tips dalam menjalankan bisnis online buat pemula. Kalau kamu butuh bill payment service untuk bisnis kamu, cek Alterra Bills ya.

Tags