10 Tips Sukses Bisnis Fashion/Clothing/Hijab Online
Updated On
Bisnis fashion secara online merupakan salah satu bisnis yang digandrungi perempuan muda, terutama bagi mereka penggemar dunia fashion.
Tapi, bukan berarti bermodal punya stok beberapa dress atau hijab cantik langsung bisa sukses punya butik online yang hype.
Tantangannya tentu ada, sama seperti bisnis online lainnya. Mulai dari saingan yang jauh lebih profesional hingga kurangnya profesionalitas dalam berbisnis.
Berikut beberapa tips dalam berbisnis fashion/clothing secara online untuk yang baru ingin memulai atau sedang menjalankan.
1. Tidak bosan-bosan saya ingatkan, foto itu sangat krusial di bisnis online
Jualan aksesoris komputer dengan foto seadanya? Bisa sukses.
Jualan game dengan foto seadanya? Masih bisa sukses.
Jualan baju dengan foto asal jadi? Nah ini membahayakan bisnis.
Ada alasan kenapa brand-brand fashion besar hanya menyewa profesional untuk membuatkan iklan mereka.
Karena mereka tahu kalau aspek visual sangat penting untuk membuat calon customer tertarik dengan brand mereka.
Bayangkan, kalau kamu ingin beli jaket tapi foto jaketnya hanya ditaruh di atas lantai tanpa ada gambaran akan seperti apa jaketnya ketika dipakai orang di tempat gaul. Jadi males beli kan?
Foto produk tidak cuma ketika digantung di hanger, tapi juga dipakai seorang model sehingga gambaran produk ketika dipakai makin jelas.
Sewa fotografer khusus produk fashion untuk memfoto semua koleksi kamu.
2. Tentukan niche fashion store kamu, apakah ingin berjualan dress, lingerie, bikini, atau hijab?
Ini penting, karena banyak online shop masih rancu jualannya ke arah mana. Ada yang jualan hijab tapi tahu-tahu jualan jeans. Kan gak nyambung.
Kalau kamu ingin berjualan dress berarti image brand kamu harus dibentuk sesuai target kamu.
Begitu juga kalau ingin berjualan lingerie atau bikini, maka kamu harus mencari model yang memang mau berfoto memakai lingerie dan bikini.
Hal ini penting karena makin kamu fokus berjualan suatu kategori produk maka makin orang percaya bahwa brand kamu adalah yang terbaik di kelasnya.
Intinya, kalau online shop kamu jualannya random malah terkesan tidak profesional dan tidak punya arah.
3. Apakah produk kamu buat sendiri, atau hanya menjual kembali?
Baik membuat produk sendiri atau menjadi dropshipper/reserller, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
Bila menjadi dropshipper, tentu modal yang dikeluarkan sangat kecil dan kamu tidak perlu pusing riset dan memikirkan konsep produk, dan bahkan tidak perlu keluar biaya dan melakukan apa-apa lagi, tinggal memikirkan cara menjualnya saja.
Kekurangannya adalah keuntungan yang didapat tidak terlalu besar dan saingan kamu banyak karena yang menjadi dropshipper tentu bukan cuma kamu saja.
Menjadi reseller berarti kamu harus membeli sejumlah barang dulu, tapi kelebihannya adalah margin profit yang kamu dapatkan bisa lebih tinggi dibanding menjadi dropshipper. Namun kekurangannya adalah kamu harus menyetok barang dan mengirim sendiri semua barangnya. Saingan kamu juga banyak karena kamu juga bersaing dengan reseller/dropshipper lainnya.
Yang terakhir adalah membuat produk sendiri, entah dengan menjahit sendiri atau memesan secara custom ke konveksi berdasar desain kamu. Yang ini paling sulit karena selain harus mendesain dan menentukan konsep, kamu juga harus memproduksi katalog kamu.
Selain lebih mahal dan butuh expertise yang di atas rata-rata, tingkat kegagalannya paling tinggi.
Tapi, membuat produk sendiri mmepunyai potensi keuntungan yang sangat tinggi apabila kamu sukses.
Kamu lebih fleksibel dalam menentukan apa yang mau dijual, sehingga kamu bisa menyesuaikan dengan kondisi pasar, serta kamu bisa mematok harga lumayan bebas karena produk kamu benar-benar eksklusif hanya kamu yang menjual saja (kecuali kamu ingin bekerja sama dengan dropshipper/reseller).
Opsi ini juga yang paling 'seru' dalam menjalankan karena akan ada banyak hal yang kamu pelajari yang bisa membentuk karakter kamu sebagai entrepreneur.
4. Pemilihan model untuk memperagakan produk sangat penting
Fashion model atau model fesyen sangat penting dalam proses marketing sebuah produk atau brand fashion.
Mereka bisa membuat image brand kamu jadi mahal, ceria, atau sporty.
Salah satu kesalahan utama brand-brand lokal yang baru tumbuh adalah tidak digunakannya model profesional ketika melakukan pemotretan katalog.
Banyak bahkan yang mungkin hanya memfoto temannya ketika memakai produk mereka. Alhasil, fotonya bagus namun modelnya tidak good looking.
Kalau modelnya tidak good looking maka produknya tidak akan terlihat menarik juga.
At least kalau mau pakai teman sendiri, pilihlah yang cantik dan ganteng!
Tapi tetap, usahakan sewa model, setidaknya yang amatir juga tidak apa-apa, yang jelas enak dilihat.
Coba kamu pikir, mana brand besar yang pakai orang biasa untuk katalog mereka? Tidak ada!
5. Bukan cuma model, tapi pemotretan untuk katalog juga harus profesional
Ada alasan mengapa fotografer untuk brand besar dibayar mahal untuk melakukan pemotretan katalog.
Mereka tidak hanya mampu membuat foto terlihat bagus, namun juga tahu pose dan jenis foto apa yang sesuai dengan image produk serta target customer brand-nya.
Produk sepatu lari? Fotonya kemungkinan besar di track lari atau di jogging track.
Produk bikini? Fotonya kemungkinan besar di pantai dan pinggir kolam renang.
Produk lingerie? Fotonya lebih cocok di kamar tidur atau ruang tamu rumah mewah.
Kesalahan brand-brand kecil adalah foto ala kadarnya, biasanya di depan tembok kafe-kafe gaul saja dengan si model (yang biasanya temennya sendiri) berdiri tegak dengan pose menoleh ke samping.
Jujur kalau produknya hanya jaket-jaket mahasiswa 100 ribuan maka cocok-cocok saja, tapi untuk produk tipe lain kurang cocok.
6. Instagram adalah tempat paling tepat untuk menampangkan produk kamu
Karena bisnis fashion identik dengan foto, maka Instagram adalah platform paling tepat untuk mempromosikan dan memajang koleksi/katalog brand kamu.
Bagaimana tidak, Instagram memang didesain untuk berbagi foto utamanya, sehingga tidak ada platform lain yang cocok untuk berjualan item-item fashion selain Instagram.
Walau memajang produk di Instagram, bukan berarti transaksinya harus via DM (walaupun juga bisa, meski agak repot).
Kamu bisa menaruh link ke website atau toko kamu di Tokopedia untuk mempermudah transaksi. Singkatnya, Instagram itu showroom sedangkan Tokopedia adalah dealer.
Untuk mempelajari berbisnis via Instagram, kamu bisa baca artikel tentang bisnis online di Instagram yang saya tulis juga.
7. Jangan lupa endorse selebgram yang sesuai pasar kamu
Ada alasan kenapa selebgram kerap disebut sebagai influencer. Karena mereka memang bisa meng-influence pengikut mereka untuk melakukan dan membeli suatu hal.
Orang menganggap mereka sebagai role model dan merasa harus mengikuti apapun yang mereka lakukan dan beli.
Tapi ingat, meng-endorse akan lebih terasa efeknya kalau kamu memilih influencer yang tepat. Perhatikan tidak hanya jumlah follower, tapi lebih utamanya perhatikan apakah follower dia adalah target customer kamu?
Kalau dia selebgram seksi nakal yang suka pamer badan, jangan buru-buru menganggap kalau dia cocok untuk diendorse produk bikini. Masalahnya, follower dia kemungkinan besar adalah lelaki mesum, bukan perempuan yang tertarik untuk beli bikini.
Carilah selebgram yang memang sering berfoto memakai bikini dan diikuti oleh banyak perempuan muda yang tidak masalah memakai baju haram.
Ingat, kualitas follower lebih penting daripada jumlah follower.
8. Lihat kompetitor kamu, apa yang membuat mereka sukses? Tiru!
Jualan hijab? Coba lihat Elzatta, Hijup, atau Zoya.
Jualan sepatu lari? Coba lihat 910, League, Nike, Adidas.
Singkatnya, kamu bisa belajar banyak dari kompetitor kamu, baik yang sudah level internasional seperti Nike atau Adidas, sampai merk lokal yang sudah menjejakkan kakinya secara kuat seperti 910.
Lihat bagaimana mereka mendesain produk, memfoto produk, memberi nama produk, menulis deskripsi, dan di mana saja mereka berjualan.
Tahap ini sangat penting terutama kalau kamu masih merintis dari nol dan masih meraba-raba tentang bisnis yang kamu geluti.
Hal ini tidak hanya berlaku di dunia bisnis fashion online saja, tapi di semua bisnis!
9. Pertahankan pelanggan lama dengan cara membuat tawaran eksklusif untuk mereka
Banyak yang bilang kalau mempertahankan pelanggan lama lebih gampang daripada mencari pelanggan baru.
Selain kamu tidak perlu repot-repot meyakinkan calon pelanggan baru, mereka juga biasanya sudah pernah belanja di toko kamu sehingga mereka sudah percaya dengan bisnis kamu.
Seperti yang sudah sering saya bilang, data pelanggan lama jangan sampai hilang karena data itu sangat berharga.
Kamu bisa memberikan tawaran dan promo atau diskon eksklusif untuk pelanggan lama yang membuat mereka makin merasa menjadi bagian dari bisnis kamu.
Kamu juga bisa menanyakan pendapat mereka seputar produk yang telah mereka beli untuk tahu apa saja yang bisa diperbaiki dan dikembangkan di produk-produk terbaru.
10. Kalau modal tidak terlalu besar, kamu juga bisa membuat sistem pre-order
Selain mengurangi resiko rugi karena barang tidak laku, kamu juga bisa menganggap tips ini sebagai tahap pengetesan produk, apakah diminati atau tidak oleh calon pembeli kamu.
Biasanya kalau memilih untuk melakukan pre-order maka kamu harus membuat sample dulu agar pembeli bisa tahu hasil jadi produknya seperti apa.
Kekurangan metode ini adalah produk yang tidak ready stock dan beberapa orang tidak suka menunggu lama setelah melakukan pembayaran.
Untuk mengakalinya ada caranya, yaitu dengan menawarkan opsi customization pada produk yang dijual. Misalnya size, warna, atau tambahan nama (pada tas cukup umum) atau aksesoris tertentu.
Tapi tetap saja, begitu bisnis kamu sudah jalan maka lebih baik menyetok produk karena pre-order itu tidak disukai banyak orang.
Yak, itulah tadi beberapa tips berbisnis fashion secara online untuk kalian yang ingin punya butik online sendiri.
Mungkin terdengar aneh, tapi kalau kalian butuh Bill Payment Service, cek Alterra aja.