Skip to content

Perusahaan B2B: Berikut Kreterianya!

featured-img

 

Perusahaan B2B memiliki strategi yang lebih menantang dibanding B2C. Mulai dari klien yang terbatas hingga proses kerja sama yang panjang.

Menentukan strategi bisnis dibutuhkan perencanaan yang matang. Hal ini dikarenakan parameter bisnis di Indonesia sulit diprediksi dan dapat berubah sewaktu-waktu. Secara umum, pemahaman berbisnis tidak lepas dari aktivitas produksi, penjualan, dan pembeli yang melibatkan manusia atau organisasi. Namun, untuk konteks yang lebih sempit, bisnis juga sering dikaitkan dengan perusahaan, usaha, barang atau jasa yang menghasilkan keuntungan.

Untuk mencapainya, Anda harus menentukan model bisnis yang akan diterapkan. Sejauh ini ada dua jenis dasar bisnis, yaitu Business to business (B2B) dan Business to Customer (B2C).  Namun, untuk artikel ini akan membahas lebih luas mengenai B2B. 

Lantas, Istilah B2B itu apa? Dilansir dari businessnewsdaily, B2B (Business to business) adalah model bisnis yang mengacu sistem penjualan antara satu perusahaan ke perusahaan lain.  Sebagai contoh, terdapat sebuah perusahaan sepatu merek ternama. Sebelum membuat model sepatu, perusahaan tersebut membutuhkan bahan baku seperti kain, lem, kulit, dan lainnya. Kebutuhan tersebut akan diperolehnya dari pemasok atau perusahaan lain. Transaksi itulah yang disebut B2B.

Contoh lain yang berbasis teknologi adalah e-Commerce. Beberapa e-Commerce di Indonesia menerapkan sistem B2B. Dilansir dari Katadata.co.id, Facebook & Bein Company melakukan riset bahwa e-Commerce merupakan sektor bisnis yang menjanjikan, khususnya di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan, selama pandemi Covid-19, e-Commerce B2B mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Mengutip laporan EigenRe, pasar e-Commerce B2B di Indonesia akan diprediksi mencapai US$ 21,3 miliar pada 2023 mendatang. Sebab, pandemi berhasil mengubah pengadaan produk yang sebelumnya dilakukan secara konvensional menjadi online

Karakteristik B2B

Ada beberapa hal yang menggambarkan Business to business (B2B). Oleh karena itu, pahami dulu karakteristik B2B yang telah dirangkum dari glints.com.

  • Konsumen perusahaan B2B lebih eksekutif dan profesional. Oleh karena itu, para pelaku bisnis ini dituntut memiliki etika berbisnis dan profesionalitas yang cukup tinggi. 
  • Sistem penjualan perusahaan B2B membutuhkan perencanaan yang terkonsep dan terperinci. 
  • Kerja sama B2B terbentuk atas dasar kebutuhan. Di mana satu perusahaan mampu memenuhi permintaan dari perusahaan lain, baik berupa bahan baku atau jasa. 
  • Adanya hubungan kerja sama jangka panjang dengan perusahaan lain secara profesional.
  • Pastikan sudah melakukan riset dan mengenal lebih luas perusahaan yang dituju. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan dalam berbisnis. 

Strategi Pemasaran B2B

Strategi Pemasaran B2B 

Strategi pemasaran B2B adalah perencanaan yang dilakukan suatu perusahaan untuk memperkenalkan dan memasarkan produk atau jasa kepada perusahaan lain.  Memiliki market yang cukup menantang, bagaimana strategi pemasaran B2B bisa berjalan efektif? Dirangkum dari hingemarketing.com, berikut ini strategi pemasaran B2B.

Menentukan Klien

Supaya tenaga dan biaya pemasaran tidak terbuang sia-sia, Anda harus mengenal klien yang menjadi target. Anda bisa mempelajari model bisnis yang dijalankan, laporan keuangan, dan lainnya. Dengan begitu, karakteristik perusahaan tersebut lebih tergambar. 

Memiliki website Perusahaan

Era digital seperti saat ini, website menjadi aset penting untuk perusahaan B2B. Melalui website Anda bisa menjelaskan produk dan profil perusahaan. Buat website yang informatif dan desain responsif agar pengguna cukup mendapatkan informasi yang diinginkan hanya melalui situs.

Search Engine Optimization (SEO)

Search Engine Optimization (SEO) membantu mengoptimalkan website dan konten perusahaan agar muncul di halaman pertama mesin pencarian. SEO berfungsi untuk meningkatkan jumlah pengunjung (traffic) website perusahaan Anda. Cara kerja SEO terlihat ketika pengguna memasukkan kata kunci pada mesin pencarian, kemudian website Anda berada di daftar teratas hasil pencarian dan berpotensi dikunjungi pengguna.

Sebab, dalam artikel Harvard Business Review, lebih dari 70% pelaku bisnis B2B mencari perusahaan yang bisa memenuhi kebutuhannya melalui mesin pencarian. Keyword yang digunakan pun lebih general sesuai yang dibutuhkan bukan pencarian suatu merek tertentu. 

Manfaatkan Media Sosial

Facebook, Instagram, Linkedin, merupakan salah satu media sosial yang berpeluang besar untuk menyukseskan strategi pemasaran B2B. Dilansir dari glints.com, 84%pemimpin perusahaan merupakan pengguna sosial media. Dengan begitu, antara para pelaku bisnis B2B bisa lebih mengenal sebagai langkah awal untuk memulai kerja sama. 

Baca juga: Memahami Perbedaan Customer dan Client dalam Bisnis

Menggunakan Iklan Berbayar

Menggunakan jasa iklan berbayar bisa menjadi strategi pemasaran B2B yang tepat. Ada banyak iklan berbayar yang bisa digunakan. Mulai dari Social Media Ads, email marketing, hingga Google Ads. Gunakan strategi ini sesuai dengan kebutuhan.

Contoh Perusahaan B2B

Setelah mengetahui arti, karakteristik, dan strategi pemasaran B2B, pasti Anda penasaran, bentuk perusahaan B2B yang ada di Indonesia. Sebagai gambaran, berikut ini beberapa bidang usaha yang bisa dijalankan dengan sistem B2B.

Industri kreatif

Industri kreatif memiliki banyak transaksi B2B yang dilakukan. Selain digital agency, ada jenis usaha lainnya yang cukup familiar, seperti production house (PH), IT Consultant, dan lainnya. Transaksi B2B yang ditawarkan di industri kreatif ini berbentuk jasa.

Baca juga: Struktur Organisasi Perusahaan: Definisi, Tugas, Manfaat, dan Jenisnya

Jasa Layanan Optimasi Keuangan

Melihat beberapa tahun ke belakang, perusahaan rintisan atau startup muncul dengan berbagai konsep dan bisnis yang cukup menjanjikan. Namun, tidak semua perusahaan rintisan bisa bertahan dengan iklim usaha di Indonesia. Oleh karena itu, butuh jasa layanan optimasi keuangan bisnis yang bisa membantu startup agar terus berkembang.

Pemasok Bahan Baku

Pemasok bahan baku merupakan contoh usaha B2B yang cukup familiar di Indonesia. Sistem transaksi yang cukup mudah diimplementasikan, bidang usaha ini cukup menjanjikan keberhasilannya. Contohnya, Anda sebagai pemasok kelapa sawit yang menjual hasil panen ke perusahaan pengolah minyak goreng.

Industri Cleaning Service

Contoh usaha B2B yang menawarkan jasa berikutnya adalah industri cleaning service. Biasanya, industri ini banyak digunakan oleh manajemen pusat perbelanjaan, gedung, atau tempat publik lainnya.

Contoh Perusahaan B2B

Perbedaan B2B dan B2C

B2B dan B2C memiliki strategi bisnis yang berbeda. Mulai dari kekuatan daya beli hingga tren konsumsinya. Lalu, apa saja perbedaan B2B dan B2C yang paling menonjol? Dirangkum dari niagahoster.co.id, berikut ini ulasannya.

Target Audiens atau Konsumen

Target pasar B2B dan B2C jelas berbeda. B2B menyasarkan para pelaku bisnis, sedangkan B2C langsung kepada pembeli atau konsumen perorangan. Secara jumlah pasar, B2B cenderung kecil. Hal ini terlihat jumlah pengusaha atau pelaku bisnis lebih sedikit dibandingkan konsumen. 

Motivasi

Motivasi dalam menjalankan transaksi B2B dan B3C cukup berbeda. Jika B2B, lebih memperhatikan potensi pekerjaan, memaksimalkan keuntungan, dan investasi. Lain halnya dengan motivasi B2C yang lebih beragam. Mulai dari memenuhi kebutuhan emosional, memanfaatkan promo, menyukai produk, membeli untuk hadiah, dan lainnya.

Hubungan Penjual dan Pembeli

Hubungan penjual dan pembeli antara B2B dan B2C memiliki sifat yang cukup kontras. Proses bisnis B2B lebih lama dan rumit, tapi cenderung memiliki hubungan kerja sama yang panjang. Apalagi jika klien puas dan cocok dengan produk dan pelayanan yang diberikan.

Berbeda dengan B2C, hubungan antara penjual dan pembeli hanya terjalin disaat proses transaksi saja. Tidak heran salah satu tantangan dari B2C adalah berinovasi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Pengambil Keputusan

B2B adalah bisnis yang logis sehingga untuk mengambil satu keputusan membutuhkan petimbangan dari banyak hal dan pihak. Sebagai contoh, untuk bekerja sama dengan satu perusahaan lain, butuh pertimbangan dari direktur, manajer, bidang keuangan, legal, dan marketing. Hal ini berbanding terbalik dengan B2C yang hanya mengambil keputusan secara individu. Kalaupun membutuhkan pertimbangan dari pihak lain, prosesnya tidak serumit B2B. 

Pesaing

Jika dalam segi pesaing, B2C memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan B2B. Sebab, model bisnis B2B belum banyak diminati sehingga pelaku bisnisnya masih orang-orang lama. 

Untuk model B2C, pesaing terlihat dari berbagai sektor dan skala. Mulai dari perusahaan kelas kakap hingga UMKM. Tidak heran jika perusahaan B2C mempromosikan produknya secara besar-besaran.

Itulah beberapa informasi seputar pengertian, karakteristik, contoh usaha, dan juga perbedaan dengan B2C. Ilmu-ilmu dasar tentang B2B sangat penting untuk Anda yang ingin terjun ke bisnis ini. Selamat mencoba dan sukses bisnisnya!

Tags