Memahami Perbedaan Customer dengan Client dalam Bisnis
By
vonika
Updated On
Meskipun secara umum seperti memiliki arti yang sama, tapi ada beberapa perbedaan customer dengan client yang cukup menonjol.
Dalam dunia pemasaran, customer dan client merupakan istilah yang sering digunakan oleh para pebisnis untuk memanggil pengguna produk atau jasa yang mereka tawarkan. Menurut Investopedia, customer atau pelanggan adalah badan usaha atau bahkan individu yang membeli barang atau jasa ke perusahaan lain. Kehadiran pelanggan ini sangat penting karena dapat mendorong pendapatan untuk kemajuan bisnis tersebut. Hal ini dikarenakan kemungkinan besar produk yang dibeli untuk digunakan atau dikonsumsi pribadi.
Sementara pengertian client yang dikutip dari Glins, yaitu seseorang atau perusahaan yang datang untuk mencari advice atau solusi sesuai dengan kebutuhannya. Produk yang digunakan client identik dengan jasa. Sebab, client cenderung lebih mencari orang untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Tidak heran jika hubungan client dengan perusahaan dinilai lebih personal dibandingkan customer. Sacara loyalitas, client cenderung memiliki loyal yang besar kepada pihak penyedia produk atau jasa. Biasanya, client akan melakukan riset yang panjang untuk membeli produk atau jasa.
Jika diperhatikan, istilah customer dan client mengarahkan ke objek yang berbeda. Oleh karena itu, hanya berdasarkan pengertian saja belum cukup untuk memahami kedua istilah tersebut. Untuk lebih jelas lagi, berikut ini perbedaan customer dengan client secara lebih luas. Yuk, disimak!
Perbedaan Customer dengan Client
Terlihat seperti sama, tapi ada banyak hal penting yang membedakan customer dengan client. Berikut ini penjelasan selengkapnya yang dirangkum dari Majoo.
Baca juga: Mengulik Kegiatan Produsen dari Perseorangan ataupun Perusahaan
Hubungan yang Terjalin
Dalam membedakan antara customer dengan client, Anda bisa melihat dari jenis hubungan yang terbentuk dengan perusahaan. Pada umumnya, customer memiliki hubungan jangka pendek dengan perusahaan. Customer yang membeli barang atau jasa perusahaan, kemungkinan besar itu transaksi pertama dan terakhirnya.
Sementara untuk client, biasanya hubungan yang terjalin dengan perusahaan lebih panjang karena karena transaksi yang dilakukan kemungkinan lebih besar akan menggunakan produk tersebut di kemudian hari. Oleh karena itu, client akan melakukan riset yang panjang untuk menentukan produk yang dibeli. Mulai dari mempertimbangkan reputasi dari pihak penyelenggara, produk yang hendak dibeli bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan lain sebagainya. Hal ini jauh berbeda dengan customer yang lebih fleksibel dalam menentukan produk yang ingin dibeli.
Perjanjian Kedua Pihak
Pada poin yang kedua ini, terlihat jauh berbeda antara customer dengan client. Customer tidak memerlukan perjanjian yang formal dengan perusahaan terkait. Sebab, mereka hanya sekali datang dan jarang sekali untuk melakukan transaksi lagi untuk produk tersebut.
Sementara untuk client dibutuhkan perjanjian kerja dalam jangka panjang yang formal dengan perusahaan. Biasanya isi perjanjian ini berupa kesepakatan yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Misalnya, jenis produk yang ingin beli, harga yang tawarkan, proses pengemasan, dan lainnya.
Baca juga: Cara Memulai Bisnis dari Nol dan Tetap Menjanjikan
Proses Pembelian
Customer dan client memiliki proses yang berbeda untuk membeli suatu produk. Client lebih mengutamakan pengalaman dan aspek kepercayaan. Menurutnya, kepercayaan akan menjadi landasan utama untuk membeli produk. Jika penyedia produk bisa memberikan kepercayaan dan pelayanan yang memuaskan, sangat besar kemungkinan, client akan terus membeli produk tersebut. Hal ini berbeda dengan customer. Mereka lebih mempertimbangkan harga dan value. Mereka lebih memilih penyedia barang dengan penawaran harga yang jauh lebih murah dengan kualitas yang sama.
Tujuan Pembelian
Dikutip dari Sirclo Store, perbedaan berikutnya terhadap customer dan client dapat diidentifikasi dari tujuan pembelian produk tersebut. Untuk customer, biasanya membeli produk tersebut untuk digunakan atau dikonsumsi oleh diri sendiri. Sementara client, membeli produk atau jasa yang dibeli bukan untuk kebutuhan sendiri.
Jenis-Jenis Perusahaan Customer dan Client
Menurut Glints yang melansir HubSpot, terdapat beberapa contoh perusahaan yang berbasis customer dan client. Berikut ini penjabarannya.
Perusahaan Berbasis Customer
- Bank
- Restoran
- Toko retail
- Perusahaan yang menyediakan produk untuk kebutuhan sehari-hari
- Perusahaan yang menyediakan layanan aplikasi berbasis cloud
Perusahaan Berbasis Client
- Agency advertising
- Kantor pengacara
- Biro jasa
- developer
- Agen asuransi
Cara Membangun Hubungan Baik dengan Customer
Sebagai perusahaan yang membutuhkan customer untuk menghasilkan pendapatan, Anda perlu membangun hubungan baik dengan mereka. Dirangkum dari Glints, berikut ini ulasannya.
Pelayanan yang Ramah
Seorang costumer akan membeli produk jika diberikan pelayanan yang baik. Oleh karena itu, pastikan Anda memberikan pelayanan kepada customer dengan sangat ramah. Sebagai contoh, Anda menyapa dan memberikan solusi terhadap produk yang dicarinya. Selain itu, jika terhadap kendala dalam produk tersebut, Anda segera memperbaikinya sehingga tidak mengecewakan customer.
Aktif di Media Sosial
Menjaga hubungan yang baik dengan customer bisa melalui media sosial. Usahakan akun media sosial perusahaan Anda selalu aktif dengan memberikan konten menarik sehingga customer merasa puas.
Baca juga: Ini Persiapan untuk Memulai Bisnis Online
Minta Feedback
Jangan sungkan untuk meminta feedback dari customer. justru mereka merasa senang jika diberi ruang untuk memberikan masukan terkait produk atau pelayanan perusahaan kamu.
Berikan Penghargaan
Jangan ragu untuk memberikan penghargaan kepada customer. Penghargaan ini bisa berupa diskon, poin, barang, dan lainnya. Sebagai contoh, Anda bisa memberikan diskon kepada pelanggan yang membeli produk Anda lebih dari 10 pcs. Meskipun terlihat simple, tapi penghargaan ini cukup menyenangkan hati customer.
Cara Membangun Hubungan Baik dengan Client
Tidak dipungkiri jika hubungan kerjasama antara perusahaan dan client akan berlangsung lama. Oleh karena itu, untuk menjaga hubungan agar tetap baik-baik saja, berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan.
Mencari Tahu Cara Kerja Client
Sebelum memulai kerjasama, Anda perlu mencari tahu tentang client. Mulai dari cara kerjanya, gaya komunikasi, dan lainnya. Cara ini harus dilakukan supaya Anda bisa menangani kebutuhan client dengan sangat baik.
Mengadakan Pertemuan Rutin
Selain kerjasama yang terjalin, tidak ada salahnya Anda mengatur jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin dengan client. Pertemuan ini tidak harus membahas soal kerjasama, tapi bisa mengajak makan siang bersama ataupun mampir ke kantor client untuk sekedar bincang-bincang.
Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab adalah sikap yang harus dimiliki oleh kedua pihak. Tidak jarang jika client menegur dan meminta pertanggungjawaban Anda atas permasalahan yang mungkin terjadi. Anda harus profesional dengan mengakui kesalahan tersebut dan berusaha untuk mencari solusi yang terbaik.
Berkomunikasi yang Jelas
Komunikasi adalah langkah penting untuk membangun hubungan baik dengan client. Pastikan Anda menggunakan bahasa yang baik, jelas, dan ringkas. Sebab, tidak semua client menyukai komunikasi yang bertele-tele dalam menyampaikan sesuatu.
Baca juga: Perusahaan B2B: Pengertian, Karakteristik, dan Strategi Pemasarannya
Itulah informasi yang bisa Anda pahami mengenai perbedaan client dengan customer. Semoga setelah membaca artikel di atas, Anda sudah tidak bingung lagi untuk membedakan kedua istilah tersebut.