Ini Dia Prospek Kerja Jurusan Agroteknologi
By
vonika
Updated On
Sebagai negara dengan prospek pertanian dan peternakan yang cerah layaknya Indonesia, program studi Agroteknologi nampaknya justru tidak terlalu populer dibandingkan dengan program studi lainnya.
Bidang pertanian tampak tenggelam dibawah bayang-bayang cloud computing, digital marketing, UX, engineering dan lain lain yang padahal bukan merupakan kekuatan terbesar bangsa ini.
Hal ini tentu merupakan suatu ironi yang barangkali bisa diselesaikan dalam beberapa waktu kedepan. Nah sebelum kami ngelantur lebih jauh, mendingan kita balik lagi ke topik prospek kerja agroteknologi. Yuk mari disimak!
Apa Itu Agroteknologi ?
Agroteknologi merupakan ilmu yang menggabungkan antara ilmu agrarian dan budidaya tanaman serta ilmu pertanian lainnya dengan ilmu teknologi. Mudahnya bagaimana proses pertanian dan budidaya tanaman kemudian akan diintegrasikan dengan teknologi.
Selain itu ilmu agroteknologi tidak akan terbatas hanya pada sarana prasarana dan peralatan pertanian modern. Melainkan mencakup seluruh proses dan aspek dalam budidaya hingga pengolahan hasilnya kemudian.
Ilmu-ilmu yang dipelajari oleh para ahli agroteknologi diantaranya adalah ilmu tanaman, ilmu pertanian, agribisnis, teknologi pembenihan perlindungan dan produksi tanaman, rekayasa tanaman, bioteknologi, penanganan hama dan penyakit, industri perbenihan, sistem pertanian berkelanjutan, hingga teknologi pascapanen.
Lalu bagaimana prospek kerja agroteknologi sendiri di Indonesia?
Prospek Kerja Agroteknologi di Indonesia
Sebagaimana yang kita bilang nih, kalo agroteknologi di Indonesia memiliki prospek yang amat cerah. Melalui ilmu agroteknologi Indonesia bisa lebih cepat mencapai apa yang dinamakan kemandirian pangan.
Tentu saja sebagai negara agraris dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan negara, peran seorang sarjana agroteknologi amatlah vital. Dengan kata lain, selain dari swasta Anda pun nantinya bisa mendapat banyak dukungan dari pemerintah.
Secara umum seorang sarjana agroteknologi dapat menjadi pelaku bisnis, pengusaha, hingga akademisi. Selain dari itu sudah pasti mereka bisa juga menjadi karyawan dari perusahaan baik swasta maupun BUMN.
Seluruh pilihan pekerjaan tersebut di Indonesia masih memiliki peluang yang amat besar. Karena masih banyak anak muda di Indonesia yang enggan masuk ke jurusan ini, karena mindset mereka yang masih salah bahwa “agroteknologi bikin kita jadi petani dan tukang kebun”.
Nah lebih lengkapnya, pekerjaan apa aja sih yang bisa Anda pilih kalo Anda jadi sarjana Agroteknologi?
1. Manajer Pertanian dan Peternakan
Di luar pekerjaan mandiri seperti entrepreneur agraria, pelaku bisnis ternak dan pertanian, hingga peneliti. Mungkin menjadi seorang manajer di bidang pertanian dan peternakan adalah salah satu pilihan karir utama.
Tentu saja untuk menjadi seorang manajer pertanian dan peternakan, Anda dituntut bukan hanya memiliki ilmu mengenai agroteknologi. Melainkan ilmu-ilmu kepemimpinan dan manajerial.
Boleh dibilang pekerjaan manajer bukanlah pekerjaan semua orang, bahkan bagi Anda yang tergolong cerdas di bidang teknis. Apalagi seorang manajer pertanian dan peternakan akan berhubungan dengan banyak orang dari latar belakang.
Seorang manajer pertanian dan peternakan secara umum harus mampu mengomunikasikan tujuan dan target perusahaan kepada para pekerja di lapangan.
Hal ini menjadi sulit apabila para pekerja tani maupun pekerja ternak di lapangan merupakan pekerja kasar dan bukan pekerja terlatih. Apalagi dengan segala batasan sosial budaya yang ada. Manajer pertanian dan peternakan dituntut mampu menyampaikan informasi tersebut.
Di luar itu tentu saja sebagai ‘bos’ mereka dituntut untuk memahami operasi petarnian, peternakan, rumah kaca, akuakultur, dan operasi-operasi pertanian maupun peternakan lainnya bergantung dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Selain itu di beberapa perusahaan mereka juga dituntut untuk terlibat di dalam masalah produksi dan pemasaran loh. Artinya mereka harus mengerti distribusi barang mulai dari produksi hingga sampai ke konsumen, wah wah berat ya tanggung jawab mereka.
Nah gak heran dengan tanggung jawab yang begitu berat, seorang sarjana S1 dengan minim pengalaman bisa digaji antara Rp7.000.000,- hingga Rp10.000.000,- per bulannya untuk duduk di posisi ini. Anda berminat?
Baca juga: Apa saja prospek kerja agribisnis?
2. Manajer Pembibitan dan Rumah Kaca
Yah mirip-mirip dengan profesi manajer pertanian dan peternakan, seorang manajer pembibitan dan rumah kaca juga memiliki tanggung jawab yang banyak nih.
Meski tidak sebanyak manajer pertanian dan peternakan, karena tentu saja tugasnya lebih spesifik yakni mencakup hal yang terkait pembibitan tanaman dan semua proses yang terjadi dalam rumah kaca.
Sama halnya dengan manajer lainnya yang bekerja di bawah manajer peternakan dan pertanian. Intinya mereka menjadi seorang manajer di bidang yang lebih spesifik ya. Atau bahasa kerennya menjadi seorang mid-manager!
Beberapa bidang usaha yang menerima lulusan agroteknologi untuk menjadi seorang mid manager misalnya usaha pupuk, pestisida, perbenihan, industri rumah tangga berbasis pangan, dan sarana produksi pertanian dan perkebunan seperti banyak diulas di kutanam.com, situs khusus budidaya tanaman pangan dan hias Indonesia.
Namun tantangannya sama lho, bagaimana mereka dituntut untuk menyampaikan tujuan dan target perusahaan kepada para pekerja lapangan di bawah dengan segala keterbatasan sosial budaya yang ada.
Selain itu mereka juga dituntut mengerti hal-hal teknis mengenai pembibitan dan rumah kaca, serta terkadang diminta untuk terlibat dalam proses pemasaran.
Dengan beban kerja yang berat namun sedikit di bawah manajer pertanian dan peternakan, seorang manajer pembibitan dan rumah kaca dan mid-manager lainnya bisa digaji antara Rp4.000.000,- hingga Rp6.500.000,- di awal karir mereka.
Meski tampak kecil tapi kamu gak perlu khawatir, mengingat tingginya jumlah industri yang membutuhkan orang-orang disini. Lagipula kan ini hanya di awal karir, percaya deh nantinya ini bisa menjadi batu loncatan yang baik bagi Anda yang ingin bekerja di korporasi!
3. Jadi Akademisi: Dosen dan Peneliti!
Pilihan lainnya adalah dengan menjadi seorang akademisi, dalam hal ini menjadi seorang dosen maupun peneliti.
Walaupun ada yang bilang menjadi seorang akademisi itu tidak menguntungkan secara finansial, tapi kami tetap menganjurkan Anda untuk menjadi dosen dan peneliti di bidang agrikultur loh. Mengapa?
Mudah saja, orang-orang yang bilang menjadi seorang akademisi itu tidak menguntungkan secara finansial barangkali belum mengecek ulang faktanya. Faktanya gaji seorang dosen sekarang cukup tinggi loh, mengikuti gaji PNS ditambah tunjangan lainnya.
Apalagi kalau Anda menjadi dosen pengajar S2, wah wah penghasilan yang didapat tidak bisa dikatakan main-main loh. Masih kurang? Kalo Anda cukup cerdas dan berprestasi bisa saja Anda nantinya menduduki jabatan penting di kampus, dan kadangkala rangkap jabatan di pemerintahan.
Apalagi kalau Anda menjadi salah satu pakar di bidang spesifik dalam ilmu agrarian. Percaya deh, penghasilannya bisa jauh di atas para manajer per bulannya.
Begitu pula dengan seorang peneliti. Oke untuk yang satu ini mungkin secara finansial gaji mereka per bulannya tidak banyak bila dibandingkan dengan karyawan sekelas manajer di perusahaan-perusahaan pertanian.
Tapi kalo Anda tau, setiap kali mereka melakukan penelitian baik yang bersumber dari dana asing maupun dari kementerian. Mereka selalu mendapatkan dana hibah yang luar biasa besar loh. Apalagi aspek pertanian merupakan aspek penting di negara kita.
Dana hibah yang didapatkan untuk sekali penelitian bisa ratusan juta loh! Dari sana mereka akan mendapatkan honor tambahan sebagai peneliti utama, asisten penelitian, hingga staff peneliti. Hingga di akhir penelitian nantinya uang sisa penelitian akan dibagi-bagikan sesuai kebijakan peneliti utama.
Bagaimana, menggiurkan bukan?
Meski menjadi sarjana agroteknologi tampak tidak sekeren sarjana yang lain, kami beranggapan bahwa prospek kerja agroteknologi saat ini cukup cerah. Apalagi Indonesia sekarang sedang menyongsong era industri 4.0.
Sebagai negara agraris yang sedang menyongsong era industri 4.0, tentu kebutuhan akan ahli-ahli teknologi di bidang agraria ke depannya akan jauh meningkat.
Jadi singkirkan dulu ego dan rasa enggan Anda jauh-jauh, karena menjadi seorang ahli agroteknologi juga bisa keren dan mapan kok!