Cara Budidaya Ikan Nila Supaya Cepat Kaya
By
Fakhri Zahir
Updated On
Ikan nila merupakan salah satu ikan konsumsi yang cukup digemari oleh masyarakat di Indonesia. Karena selain harganya yang murah rasanya pun relatif netral dan disukai oleh banyak masyarakat Indonesia.
Oleh karena itulah kemudian muncul banyak peluang bisnis dari sektor ini, terutama terkait budidaya ikan nila. Apalagi budidaya ikan nila di Indonesia terkenal mudah perawatannya, murah, dan hasilnya pun relatif menguntungkan.
Biarpun begitu Anda tetap tidak bisa asal-asalan dalam membudidayakan ikan nila tentu saja. Nah oleh karena itulah kami coba rangkum cara mudah untuk budidaya ikan nila supaya bisa menghasilkan banyak uang!
Siapkan Kolam Ikan Nila
Pada dasarnya ikan nila merupakan hewan yang tidak terlalu manja dan bisa hidup di berbagai jenis kolam. Mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, hingga jaring terapung dan tambak air payau.
Untuk Anda yang baru mulai budidaya ikan nila, Anda bisa memilih baik kolam terpal ataupun kolam tanah. Karena kedua jenis kolamini relaitf lebih mudah untuk dibuat dan dikontrol, serta tentu saja modal yang dibutuhkan relatif lebih sedikit.
Lebih jauh lagi kami lebih merekomendasikan Anda yang baru memulai budidaya ikan nila untuk membuat kolam tanah karena biasanya di kolam tanah akan muncul hewan-hewan air dan tumbuhan-tumbuhan kecil yang bisa menjadi pakan alami bagi ikan nila.
Lebih jauh lagi ikan nila akan tumbuh baik di ketinggian 300 hingga 600 dari permukaan air laut dengan suhu 25-30 derajat celcius, kadar garam 35/ml air, dengan pH air kolam sebesar 6-7 alias pH netral.
Pengeringan kolam – setelah menentukan tempat yang akan dijadikan kolam nila, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mengeringkan tanah dengan cara penjemuran di terik matahari langsung selama 3 hingga 7 hari.
Karena proses pengeringan ini amat bergantung dengan kondisi terik matahari, maka lamanya proses ini amat bergantung dengan cuaca di tempat kola mini berada. Bila kamu mengeringkan kolam di musim hujan bisa jadi Anda membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pengeringan dilakukan hingga tanah terlihat retak namun tidak sampai keras seperti batu, Anda bisa coba menginjak tanah tersebut dan seharusnya tanah meninggalkan bekas jejak kaki Anda dengan kedalaman 1 hingga 2 cm.
Lebih dari itu berarti tanah yang akan Anda pakai untuk menjadi kolam ikan nila sudah terlalu kering dan keras. Bila terlalu keras maka tanah tersebut sudah tidak bisa dijadikan kolam ikan nila.
Pembajakan tanah – setelah tanah dikeringkan Anda bisa langsung mencangkul atau membajak tanah dengan kedalaman sekitar 10-15 cm. Selain itu bila Anda menemukan sampah plastik, kerikil, hingga kotoran bisa Anda buang sehingga tidak mengganggu ikan Anda nantinya.
Perlu diperhatikan pula apabila kolam tersebut sebelumnya sudah pernah menjadi kolam ikan, pastikan tidak ada lumpur berbau busuk di dasar yang berasal dari pakan ternak yang mengendap di dasar kolam. Bila ada maka Anda bisa langsung membersihkannya.
Mengembalikan pH tanah – proses selanjutnya adalah mengembalikan pH tanah sehingga cocok untuk tempat hidup ikan nila. Ikan nila sendiri memerlukan air tawar dengan pH 7-8 untuk bisa hidup, sementara pH tanah umumnya berkisar di bawah 6.
Namun agar lebih akurat Anda bisa melakukan pengukuran pH tanah dengan menggunakan pH meter. Setelah itu Anda bisa mengembalikan pH tanah dengan menggunakan kapur pertanian atau dolomite dengan patokan di bawah ini:
- Bila pH kurang dari 4 gunakan kapur pertanian sejumlah 500 hingga 1000 kg per hektar kolam.
- Bila pH antara 5 hingga 6 gunakan kapur pertanian sejumlah 250 hingga 500 kg per hektar kolam.
- Bila pH 6 gunakan kapur pertanian sejumlah 100 hingga 250 kg per hektar kolam.
Setelah menaburkan kapur atau dolomite secara merata di kolam ikan nila, aduk tanah hingga kedalaman sekitar 10 cm, dan setelah itu Anda harus mendiamkan tanah di kolam tersebut selama 2 hingga 3 hari.
Pemupukan tanah – setelah mengembalikan pH tanah Anda bisa melakukan pemupukan tanah dengan menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar baik pupuk kandang ataupun pupuk kompos. Gunakan sejumlah 1-2 ton pupuk organis per hektar kolam ikan.
Diamkan pupuk tersebut selama 1 hingga 2 minggu dan tambahkan pupuk urea sejumlah 50-70 kg per hektar kolam, serta TSP 25-30 kg per hektar kolam dan diamkan kembali pupuk tersebut selama 1 hingga 2 hari.
Penggenangan kolam – terakhir Anda bisa melakukan penggenangan kolam dengan air secara bertahap. Pertama-tama Anda harus menggenangi air hingga setinggi 10 – 20 cm dan diamkan selama 3 – 5 hari.
Tunggu hingga muncul organisme-organisme air seperti gangga tumbuh dengan baik dan barulah Anda bisa lanjut mengisi kolam dengan air hingga mencapai ketinggian yang cukup yakni sekitar 75 cm.
Pemilihan Benih Ikan Nila
Setelah Anda mempersiapkan kolam ikan nila, saatnya melakukan pemilihan benih-benih ikan nila. Di tahap ini Anda harus memperhatikan bagaimana cara untuk memilih benih ikan nila yang tepat dan baik.
Ada banyak tips untuk memilih ikan nila, namun salah satu yang cukup sering dianut oleh para peternak ikan nila adalah dengan cara memilih ikan nila berjenis kelamin jantan karena pertumbuhannya yang diketahui 40% lebih cepat dibanding ikan nila betina.
Adapun beberapa ciri ikan nila yang baik adalah sebagai berikut ini:
- Gerakan ikan nila yang cenderung lincah.
- Respon ikan nila yang baik dan tinggi ketika diberikan pakan ikan.
- Nila tidak memiliki cacat fisik.
- Warna ikan nila yang relatif cerah.
- Ukuran ikan nila relatif seragam.
- Ikan nila memiliki bentuk badan yang normal dan berlendir.
Selain itu pastikanlah Anda membeli bibit ikan nila yang berasal dari tempat pembibitan dengan sertifikasi pembibitan yang jelas dan resmi. Dengan demikian tentu saja mengurangi kemungkinan Anda membeli bibit ikan nila yang abal-abal.
Penebaran Benih Ikan Nila
Penebaran benih ikan nila harus diawali dengan adaptasi benih terlebih dahulu. Cara melakukan adaptasi benih adalah dengan memasukkan kantong berisi benih ikan nila ke dalam permukaan air kolam selama 30 menit.
Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan suhu di dalam kantong dengan lingkungan di dalam kolam. Setelah lebih dari 30 menit Anda bisa membuka kantong tersebut, dan biarkan hingga seluruh benih ikan nila keluar dengan sendirinya.
Perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan penebaran benih Anda harus memperhatikan jumlah ikan yang ada. Umumnya setiap meter persegi kolam bisa diisi 15 hingga 30 ekor ikan nila dengan asumsi masing-masing ekor memiliki berat 10 – 20 gram.
Baca Juga 10 pengusaha tersukses di Indonesia, Dropshiper vs Reseller, Franchise Pilihan
Pemeliharaan Budidaya Ikan Nila
Bila sudah melakukan penebaran benih ikan nila, saatnya Anda melakukan pemeliharaan ikan nila. Ada beberapa komponen penting di dalam pemeliharaan ikan nila ini yakni pengelolaan air kolam, pemberian pakan ikan nila, serta pengendalian hama dan penyakit.
Pengelolaan air kolam – merupakan salah satu komponen pemeliharaan budidaya ikan nila yang paling penting. Lebih jauh lagi terkait pengelolaan air kolam ini, Anda harus memperhatikan kandungan oksigen serta pH air di dalamnya.
Perhatikan pula bau dari air kolam, bila sudah berbau busuk maka kemungkinan kolam sudah tercemar dengan NH3 dan H2S dan artinya Anda harus melakukan penggantian air. Caranya yakni dengan mengeluarkan air 1/3 nya dari kolam dan memasukkan air baru.
Sementara terkait kandungan oksigen di dalam air, bila Anda menemukan kandungan oksigen air kolam sudah menipis maka Anda bisa melakukan peningkatan debit air kolam.
Pemberian pakan ikan nila – sama seperti budidaya ikan ataupun hewan ternak lainnya, pemberian pakan merupakan salah satu komponen yang paling mahal dan bisa dibilang yang paling menentukan.
Meski demikian di dalam budidaya ikan nila diketahui bahwa ikan nila hanya membutuhkan sekitar 3% pakan dari berat tubuhnya setiap hari, yah jadi Anda bisa menghitung jumlah pakan setiap harinya dengan patokan ini.
Misalnya bila Anda berternak ikan nila dengan rata-rata berat 20 gram per ekor sejumlah 2000 ekor, maka pakan yang harus Anda berikan setiap harinya adalah 20 x 2000 x 3% yakni 12 kg pakan per hari.
Untuk harga pakan ikan nila sendiri sebenarnya bervariasi, namun rata-rata yang beredar di pasaran adalah seharga Rp9.000,- hingga Rp13.000,- per kilogramnya. Semakin mahal biasanya memiliki kandungan gizi yang lebih baik.
Pengendalian hama dan penyakit – ada beberapa serangan penyakit dan hama yang perlu Anda ketahui sebelum memulai budidaya ikan nila. Beberapa hama dan penyakit yang sering dijumpai adalah sebagai berikut ini:
- Notonecta – yang merupakan hama penyerang benih ikan nila kecil, untuk membasmi notonecta Anda cukup menuangkan minyak tanah sejumlah 500 cc per 100 m2 Minyak tanah akan mengapung di permukaan air dan menghambat notonecta mengambil oksigen, namun tidak membuat ikan-ikan mati karena umumnya ikan nila berada di dalam air. Bila sudah terlihat banyak hama notonecta yang mati Anda bisa langsung membuka saluran pembuangan air dan segera mengganti air dengan yang baru.
- Cybister/ucrit – yang biasa dikenal dengan kumbang air. Sama seperti notonecta Anda bisa menggunakan minyak tanah untuk membasmi cybister, atau menggunakan seser dengan cara menangkap manual.
- Ektoparasit trichodina – merupakan parasite yang merusak kulit dan insang ikan nila. Bila Anda menemukan tanda-tanda kerusakan pada ikan nila, Anda bisa merendam ikan nila ke dalam larutan garam NaCl 500-1000 mg/liter selama 24 jam.
- Bakteri aeromonas – merupakan salah satu jenis bakteri yang menyebabkan perdarahan kulit, mengelupasnya sisik, serta timbulnya borok atau luka di permukaan kulit ikan nila. Bakteri aeromonas inilah yang merupakan salah satu momok menakutkan dalam beternak ikan nila karena diketahui bisa menyebabkan kematian ikan nila massal. Untuk mengobati ikan nila dari serangan aeromonas Anda bisa menebar PK (permanganat kalium) atau dengan antibiotic oksitetrasiklin yang dicampur dengan pakan ikan (50 mg per kg pakan) dan diberikan selama 7 hingga 10 hari, atau hingga ikan tampak sembuh.
Panen Ikan Nila
Inilah waktu yang paling ditunggu oleh para peternak ikan nila. Biasanya ikan nila sudah siap panen bila mencapai bobot 300 hingga 500 gram, atau sudah mencapai waktu pemeliharaan 4 hingga 6 bulan.
Untuk melakukan panen ikan nila, Anda bisa langsung melakukan pengeringan kolam sebagian ataupun pengeringan kolam ikan total, namun dengan tetap mengalirkan air segar sehingga ikan nila yang tersisa tidak stress ataupun mati.
Setelah terlihat ikan-ikan nila yang berkumpul di kubangan Anda bisa langsung menyerok secara manual ikan-ikan tersebut. Nah setelah semua ikan diambil untuk panen Anda bisa langsung mengulang tahapan budidaya ikan nila ini dari awal yakni mengeringkan kembali kolam tersebut.
Nilai Analisa Usaha Budidaya Ikan Nila
Dibandingkan dengan budidaya ikan air tawar lainnya diketahui bahwa prospek budidaya ikan nila termasuk yang paling cerah dan mudah. Sebagaimana yang telah kami jelaskan di awal bahwa biaya budidaya ikan nila relatif murah serta bisa dipanen dengan cepat, ditambah lagi harganya yang relatif stabil di pasaran.
Meski demikian pada akhirnya sih budidaya ikan apapun yang Anda lakukan harus memperhatikan konsistensi dari diri Anda sendiri. Bila Anda kurang tekun dan tidak konsisten sudah pasti hasil panen dari ikan yang ada tidak maksimal.
Toh untuk setiap jenis usaha, apapun, memang dibutuhkan konsistensi yang tinggi bukan? Sehingga Anda benar-benar bisa menghasilkan uang dan kaya dari sini, termasuk budidaya ikan nila!
Baca Juga Budidaya Ikan Mas, Budidaya Ikan Lele