Saat ini berbisnis merupakan salah satu kegiatan yang cukup digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Tak peduli status sosialnya, apakah masyarakat dengan ekonomi kelas mengengah hingga kebawah, ataupun masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi.
Hal ini tentu saja diakibatkan oleh mudahnya seseorang membuat bisnis itu sendiri, apalagi dengan semakin berkembangnya sistem online. Bahkan orang-orang yang sudah bekerja bisa mengurus bisnisnya sendiri.
Di sisi lain, jenis bisnis yang adapun sudah semakin beragam dan semakin mudah. Salah satu bentuk yang termudah adalah dengan membuka bisnis franchise. Banyak orang memutuskan ber-franchise di bidang makanan, industri pakaian, hingga misalnya jasa pencucian.
Tapi bagaimana sih penjelasan bisnis franchise sesungguhnya? Kami pikir, sebelum kamu memutuskan untuk menekuni bisnis ini ada baiknya kamu memahami A-Z dari bisnis franchise!
Baca Juga: Tips Bisnis Online, Bisnis Paling Tokcer di 2019
Franchise atau yang dalam bahasa Indonesianya berarti waralaba merupakan suatu ikatan dimana salah satu pihak dibarikan hak pemanfaatan dan penggunaan dari kekayaan intelektual dari pihak lain, dengan imbalan tertentu berdasarkan syarat yang ditentukan pemberi hak.
Kekayaan intelektual disini terbatas hanya dalam penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa dari si pemberi hak. Pemberi hak inilah yang kemudian kita bisa sebut dengan istilah franchisor dan penerimanya disebut dengan istilah franchisee.
Dengan sistem ini para penerima waralaba berhak memanfaatkan merk, identitas, sistem produksi-distribusi, prosedu-prosedur, hingga produk yang ditemukan atau diciptakan oleh sang pemberi waralaba.
Di Indonesia sendiri franchise terbagi ke dalam dua jenis besar, yakni franchise dalam negeri serta franchise luar negeri.
Franchise luar negeri tentu pada umumnya memiliki merk yang lebih diterima di masyarakat, sistem yang sangat jelas serta mudah untuk dipraktikkan, dan tentu sangat bergengsi. Meski demikian pembelian franchise luar negeri tentu memerlukan uang yang sangat banyak.
Sebaliknya, franchise dalam negeri tidak membebankan uang yang terlalu tinggi kepada calon penerima waralaba. Namun tidak semua merk dalam negeri mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, selain itu kadang ada beberapa franchise yang sistemnya belum sempurna dan masih terus berkembang.
Sementara itu berdasarkan jenis barang yang ditawarkan, bisnis franchise terbagi ke dalam 3 kelompok utama, yakni:
Kelebihan bisnis franchise tentu saja perkembangannya yang jauh lebih cepat dibandingkan kalau kamu membangun bisnis mu sendiri dari nol. Hal ini disebabkan oleh merk bisnis franchise yang umumnya sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Selain itu para pewaralaba biasanya sudah memiliki standar aturan khusus mengenai jarak antar gerai, tujuannya tentu saja agar kamu tidak bersaing dengan pebisnis lain di dalam produk yang sama.
Kelebihan lainnya adalah kualitas produk yang umumnya bisa dibilang sangat baik. Karena jarang pewaralaba mau memberikan lisensi merknya apabila produk yang ia jual belum benar-benar baik.
Untuk sampai tahap pemberian lisensi biasanya seorang pewaralaba telah membuat berbagai macam inovasi serta melalui berbagai evaluasi terhadap produknya. Oleh karena itulah penerima waralaba tidak perlu bersusah payah dalam perbaikan produk.
Keuntungan terakhir adalah, biasanya pewaralaba akan membuka diri mereka terhadap penerima waralaba. Di satu sisi jelas kamu bisa berkonsultasi mengenai produk yang kamu jual tersebut. Di sisi lain kamu bisa loh menjadikan mereka sebagai mentor bisnismu, tentu saja dengan membangun hubungan yang baik terlebih dahulu di awalnya.
Kelemahan dari sistem franchise yang paling terlihat adalah dibutuhkan modal yang cukup besar di awal. Sekecil-kecilnya modal dari suatu sistem bisnis franchise, percayalah pasti akan selalu lebih besar dibanding kamu membangun brand mu sendiri.
Kelemahan kedua adalah kamu mungkin membatasi koneksimu. Karena dengan berbisnis franchise kamu sulit menentukan supplier dan rekan-rekan bisnis, karena seluruhnya sudah tercakup di dalam sistem bisnis franchise ini.
Selain itu kelemahan lain dari sistem bisnis franchise adalah kamu sebagai pebisnis tentunya tidak bisa mengembangkan diri, serta tidak bisa berinovasi. Karena pada umumnya modifikasi produk merupakan perbuatan melanggar hukum.
Kecuali memang si pemberi waralaba telah memberikanmu kelonggaran untuk melakukan modifikasi minimal di beberapa hal. Tapi setahu kami amat jarang pemberi waralaba yang memberikan kelonggaran macam ini.
Hal semacam ini memang sengaja diatur dengan tujuan menjaga kualitas produk si pemberi waralaba. Sehingga memiliki standar yang sama di seluruh wilayah Indonesia, dimanapun produk tersebut dijual.
Oleh karena alasan terakhir inilah ada beberapa orang yang menolak menyebut pebisnis waralaba sebagai entrepreneur. Tapi toh tidak ada salahnya, karena menurut kami kamu tetap bisa belajar manajemen produk dan sumber daya manusia dengan berbisnis waralaba.
Selain itu memang siapa pula yang berhak menentukan apakah kamu seorang entrepreneur atau bukan seorang entrepreneur kan?
Pertanyaan ini tentu saja menjadi pertanyaan besar bagi orang-orang yang baru pertama kali memutuskan untuk terjun ke dalam dunia bisnis franchise. Beberapa tips yang bisa kamu ikuti adalah:
Modal yang harus kamu keluarkan untuk membuat bisnis franchise tentu amat beragam, tergantung jenis usaha hingga merk yang ingin kamu beli lisensinya. Tapi secara umum ada beberapa komponen modal dari bisnis franchise ini.
Pertama-tama adalah franchise fee yang merupakan modal awal yang harus kamu setorkan kepada pemilik brand. Kamu harus menyerahkan seluruh biaya ini di awal sebelum bisa memakai brand dan sistem dari sang pemilik.
Intinya tujuan pembayaran franchise fee adalah untuk membeli lisensi penggunaan brand dalam jangka waktu tertentu, serta lisensi penggunaan standar operasional prosedur dari brand tersebut.
Selain itu ada beberapa pemberi franchise yang memberikan tambahan selain lisensi. Beberapa tambahan tersebut misalnya riset lokasi, desain, inventarisasi awal, pembuatan rancangan bisnis, rekrutmen pegawai dan pelatihan, serta supervisi.
Semakin banyak komponen tambahan ini, tentu semakin baik bisnis franchise tersebut. Oleh karena itulah pada saat pembahasan perjanjian di awal, kamu harus memastikan bahwa pemberi franchise menyediakan komponen-komponen tambahan ini.
Modal selanjutnya adalah berupa royalty fee dimana kamu harus mengeluarkan uang per bulannya setelah gerai franchise sudah kamu buka. Royalty fee umumnya didasarkan atas presentase penerimaan franchise, dan nilainya beragam.
Kami telah mengumpulkan beberapa contoh bisnis franchise yang bisa kamu buka di Indonesia, tentunya dengan beragam modal yang harus kamu keluarkan di awal. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
Sebenarnya masih banyak contoh bisnis franchise lainnya yang bisa kamu coba. Kami sengaja menuliskan beberapa jenis franchise yang bisa kamu coba di atas, lengkap dengan rentang harga yang sangat kontras.
Tujuannya tentu saja untuk memberikanmu gambaran bahwa bisnis franchise memiliki lingkup yang amat luas, dan tidak terbatas hanya pada bisnis makanan saja. Selain itu rentang modalnya pun tidak melulu mahal.
Semoga artikel ini bermanfaat, dan selamat