Dapatkan Lebih Banyak Viewer Youtube dengan Cara Ini!
By
Fakhri Zahir
Updated On
Menjadi seorang pembuat konten saat ini merupakan cita-cita yang dimiliki oleh banyak orang. Lebih jauh lagi kebanyakan dari mereka adalah kalangan remaja dan generasi milenials, namun tentu tidak menutup kemungkinan orang-orang tua pun demikian.
Hal ini lantaran tren para pembuat konten dalam beberapa tahun terakhir yang diketahui bisa menghasilkan uang dalam jumlah yang begitu besar dengan video dari Youtube, Instagram, hingga TikTok dan platform media sosial lainnya.
Lebih jauh lagi salah satu yang paling populer saat ini adalah Youtube, dimana banyak dari para pembuat konten di Youtube secara terang-terangan memberitahu publik bahwa mereka bisa mendapatkan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan dari Youtube.
Baca artikel ini sampai akhir, dan kami jamin dalam waktu beberapa hari saja penonton Youtubemu akan meningkat drastis!
Baca Juga: Penghasilan Seorang Youtuber, Sumber Kekayaan Gen Halilintar dan Keluarganya
Overview Algoritma Youtube: dari Tahun ke Tahun
Algoritma Youtube saat ini menjadi sesuatu yang sangat relevan, khususnya bagi para pembuat konten di dalamnya. Hal ini lantaran algoritma tersebut lah yang menentukan sekitar 70% total mengenai apa yang harus ditonton oleh para viewers.
Menariknya, menurut survey berskala besar yang dilakukan oleh Pew Research Centre, setidaknya sekitar 81% dari seluruh penonton Youtube di Amerika Serikat hanya menyaksika video yang direkomendasikan kepada mereka.
Rekomendasi inilah yang dimunculkan melalui algoritma Youtube. Oleh karena itulah bagi kamu yang sedang belajar Youtube, dan merintis karir di dalamnya, pasti sering mendengar tips untuk memahami dan memanfaatkan algoritma Youtube tersebut.
Dengan mengoptimalisasi kanal yang kamu miliki, mengikuti algoritma Youtube. Tentu saja kemungkinan kamu akan mendapatkan penonton dalam jumlah yang besar dan singkat bisa lebih cepat, hasilnya tentu pendapatan yang meningkat.
Untuk bisa memahami Algoritma Youtube secara keseluruhan di tahun 2021 ini, kami percaya kamu perlu memahami algoritma-algoritma yang telah berlaku sebelumnya karena seluruhnya merupakan satu kesinambungan.
Algoritma Youtube di Tahun 2005 hingga Tahun 2012
Di awal kemunculannya di tahun 2005, Youtube merupakan salah satu platform yang mengandalkan algoritma yang sangat sederhana. Hal ini lantaran belum banyak pesaing, serta belum banyak penonton dan pembuat konten di dalam platform mereka.
Algoritma sederhana ini hanya memanfaatkan jumlah orang yang melihat atau view count yang hanya dihitung dari jumlah orang yang melakukan klik pada satu video. Semakin banyak orang yang melakukan klik di satu video, dipastikan video tersebut akan selalu muncul di laman rekomendasi.
Hal ini kemudian memunculkan satu masalah baru yang cukup besar dimana para pembuat konten membuat thumbnail yang memancing penonton untuk masuk, tidak peduli video yang dibuat tersebut menarik atau tidak.
Hingga muncul istilah clickbait dimana thumbnail dari video tersebut tidak menggambarkan isi dari video tersebut sama sekali. Hal ini lantas membuat banyak penonton kecewa, terganggu, dan menurunkan user experience dari Youtube.
Algoritma Youtube di Tahun 2012 hingga Tahun 2016
Banyaknya konten clickbait dan penurunan user experience yang signifikan inilah yang kemudian membuat Youtube harus memutar otak untuk membuat algoritma yang baru sehingga platformnya tidak ditinggalkan para user.
Hingga di tahun 2012 Youtube memperkenalkan algoritma baru yang berbasis waktu tayang disaksikan atau watch time alias view duration. Dengan sistem ini Youtube bisa melihat nilai engagement atau seberapa besar retensi orang dalam menonton satu video tertentu.
Video yang banyak ditonton hingga waktunya benar-benar habis, dan tidak ditinggal oleh para penontonnya di tengah-tengah video, dianggap sebagai video dengan retensi yang tinggi dan kemudian dimunculkan di laman rekomendasi.
Hal ini juga bermanfaat bagi pihak Youtube dimana mereka bisa memberikan data retensi yang tinggi pada video tertentu. Data inilah yang membuat para pengiklan mau menayangkan iklan mereka pada beberapa video populer, walhasil pendapatan Youtube pun melejit!
Tapi bukan manusia namanya bila tidak bisa mencari celah. Para pembuat konten kemudian kembali menemukan celah di dalam algoritma ini dimana banyak pembuat konten yang membuat video yang sangat pendek atau sangat panjang.
Video yang sangat pendek membuat rasio retensi video menjadi sangat tinggi, dan video yang sangat panjang membuat watch time menjadi begitu tinggi walaupun rasio retensinya tidak terlalu tinggi.
Walhasil, lagi-lagi banyak bermunculan video yang tidak berkualitas, memanfaatkan (lagi-lagi) clickbait yang dikombinasikan dengan pola video pendek-pendek ataupun video yang sangat panjang sehingga kembali menurunkan user experience dari Youtube.
Algoritma Youtube di Tahun 2016 hingga Saat Ini
Para engineer di Youtube kemudian berusaha keras untuk mengeluarkan algoritma yang diklaim tanpa cacat, minim celah, dan seminimal mungkin dicampuri tangan manusia. Tujuannya tentu saja agar ekosistem Youtube tetap sehat, dan user experience nya tetap tinggi.
Walhasil diperkenalkanlah algoritma Machine Learning yang begitu istimewa pada tahun 2016. Menggunakan teknik deep neural networks, awalnya banyak yang meragukan algoritma yang sebenarnya sangat brilian dari Youtube ini.
Algoritma ini begitu kompleks, dan bahkan di tahun 2016 Paul Covington, Jay Adams, dan Emre Sargin yang merupakan ahli di Google menerbitkan penelitian yang menjelaskan algoritma ini.
Secara umum ketiganya menjabarkan beberapa indikator yang akan diolah oleh AI (Artificial Intelligence) untuk meranking video di Youtube, untuk diletakkan di laman rekomendasi:
- Click-Through Rate / CTR – merupakan indikator yang menunjukkan kemungkinan penonton klik video yang ditampilkan seketika setelah mereka melihat video tersebut.
- Watch time – merupakan indikator jumlah waktu video disaksikan. Waktu tayang ini merupakan kombinasi total dari seluruh penonton yang menonton video milik pembuat konten tersebut.
- Jumlah video dalam satu kanal yang ditonton oleh user yang spesifik – dimana Youtube juga akan melakukan tracing terhadap setiap user. Semakin tinggi jumlah video di dalam satu kanal yang ditonton oleh setiap usernya, tentu semakin baik ranking nya.
- Seberapa sering setiap user menyaksikan video dengan topik yang sama – Youtube juga melakukan tracing kepada setiap user secara spesifik, dengan melihat topik yang disenangi oleh user tersebut.
- Search History – lagi-lagi Youtube juga akan melakukan tracing spesifik kepada masing-masing user mengenai riwayat pencarian mereka di platform Youtube.
- Previously Watched Video – masih merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan oleh AI untuk menentukan video apa saja yang akan muncul di laman rekomendasi.
- User Demographic – AI juga akan mempertimbangkan karakteristik user yang menonton video yang dibuat oleh pembuat konten. Semakin luas demografik dan lokasinya, tentu semakin baik ranking yang bisa didapatkan.
Menariknya dari tujuh poin tersebut, hanya tiga poin pertama saja lah yang bisa kamu pengaruhi dan atur secara manual. Sementara sisanya benar-benar bergantung terhadap faktor lainnya, atau hanya bisa dikembangkan secara organik.
Selain itu seluruh faktor yang dimasukkan ke dalam algoritma terbaru Youtube ini merupakan kombinasi dari banyaknya algoritma yang telah digunakan oleh Youtube sebelumnya, oleh karena itulah tidak mungkin manusia mengolah data sebanyak ini dan dibutuhkan campur tangan AI.
Lihat saja misalnya poin pertama, CTR merupakan adaptasi dari algoritma pertama youtube di tahun 2005 hingga tahun 2012, sementara watch time merupakan adaptasi dari algoritma kedua Youtube di tahun 2012 hingga 2016.
Pada akhirnya ketiga peneliti tersebut menyimpulkan bahwa agar video bisa terus muncul di laman rekomendasi, kamu harus bisa meningkatkan Watch Time per Impression. Dari setiap impresi / orang yang melihat thumbnail atau videomu, seberapa tinggi watch time nya?
Semakin tinggi tentu semakin baik!
Gambar di atas disadur dari Shopify, yang menunjukkan laman YouTube Studio milik mereka. Bahkan YouTube Studio sendiri merefleksikan algoritma ini, dari jumlah impresi berapa yang masuk (Click-Through Rate) hingga berapa rata-rata watch time video mu.
Kalau masih bingung, kami akan coba jabarkan beberapa indikator yang ditampilkan oleh YouTube Studio di atas:
- Impressions menunjukkan berapa jumlah orang yang melihat thumbnail video yang kamu buat. Mereka bisa melihat thumbnail tersebut di laman video rekomendasi, di homepage, atau bahkan di laman search results. Boleh dikatakan secara tidak langsung jumlah ini merupakan jumlah penonton potensialmu.
- Traffic sources for impressions yang menunjukkan lokasi dimana thumbnail video yang kamu miliki ditunjukkan kepada penonton potensialmu.
- Impressions click-through rate menunjukkan berapa persen orang yang klik video mu sesaat setelah mereka melihat thumbnail dari video tersebut. Dengan kata lain berapa jumlah penonton potensial yang benar-benar membuka video milikmu setelah melihat thumbnail video tersebut.
- Views from impressions yang menunjukkan jumlah penonton dari impressions.
- Watch time from impressions yang menunjukkan jumlah waktu tayang yang ditonton, hasil dari kombinasi dari orang-orang yang klik video setelah melihat thumbnail video Dengan kata lain menunjukkan jumlah total waktu yang ditonton dari penonton yang masuk, disaring dari penonton potensial.
Bila kamu menguasai masing-masing metrik di atas, kami bisa menjamin bahwa video yang kamu miliki bisa ditonton dengan jumlah watchtime yang tinggi. Sehingga memaksimalkan jumlah penontonnya kemudian.
Tapi bagaimana caranya?
Strategi Meningkatkan Viewer, Dapatkan Lebih Banyak Penonton Youtube!
Pada akhirnya kebanyakan ahli di bidang ini menyarankan kamu untuk mengembangkan kanal videomu secara organik. Cara organik memang membutuhkan waktu yang panjang, namun loyalitas dari penontonmu tidak perlu diragukan lagi.
Berikut ini adalah beberapa trik jitu yang bisa kamu gunakan untuk mendapatkan lebih banyak viewers di kanal Youtube milikmu.
Membuat konten yang konsisten – salah satu faktor terpenting yang menyebabkan ada sebagian kecil kanal di Youtube bisa mendapatkan penonton dalam jumlah yang tinggi dan loyal adalah karena konsistensi mereka yang tinggi.
Beberapa indikator yang bisa menunjukkan kalau konten yang kamu buat sudah cukup konsisten adalah sebagai berikut ini:
- Kamu merilis video secara konsisten setiap minggu atau setiap bulannya, misalnya kamu konsisten mengeluarkan konten dua kali seminggu setiap senin dan jumat.
- Kamu harus merilis video dengan durasi yang konsisten, atau masing-masing konten memiliki tema yang memiliki durasi yang konsisten untuk setiap tema video.
- Kamu sebelumnya sudah memiliki tema yang konsisten antar video yang kamu rilis.
Konsistensi menurut beberapa ahli merupakan salah satu kunci sukses di Youtube, dimana rata-rata Youtuber yang memiliki penonton yang loyal dan tinggi biasanya bertaruh pada satu tema besar saja.
Misalnya PewDiePie yang awalnya selalu menaikkan konten game, DudePerfect yang selalu menaikkan konten-konten trickshots yang dikemas secara menyenangkan, atau Veritasium yang selalu menaikkan konten-konten berisi ilmu pengetahuan sains yang dikemas juga secara menarik.
Lalu bila memang ingin membuat konten yang memiliki tema berbeda, sebisa mungkin buatlah kanal berbeda sehingga tidak menurunkan jumlah subs yang sebelumnya telah melakukan subscribe ke kanalmu.
Promosi video menggunakan media lain – salah satu kesalahan yang cukup sering dilakukan oleh para pembuat konten pemula adalah tidak memanfaatkan media lain untuk melakukan promosi akun Youtube yang mereka miliki.
Padahal sebenarnya cukup sulit bagi para Youtuber pemula untuk memanfaatkan Youtube saja untuk mempromosikan video yang kamu punya. Faktanya nyaris tidak ada Youtuber di awal-awal karirnya bisa meringsek masuk ke laman rekomendasi.
Beberapa metode yang kami rekomendasikan untuk kamu coba pakai mendapatkan lebih banyak viewer misalnya seperti di bawah ini:
- Memanfaatkan daftar email dan mengirimkan promosi video melalui daftar email yang kamu miliki.
- Melakukan ‘hard selling’ dengan cara mempromosikan video Youtube yang kamu miliki ke media sosial lain yang kamu punya, bahkan kamu bisa memanfaatkan WhatsApp untuk hal ini.
- Mencari rekan bekerja sama, misalnya yang memiliki media ataupun influencer lainnya.
Clickbait – nah salah satu metode yang cukup kontroversial adalah dengan menggunakan clickbait. Tapi jangan salah sangka dulu, clickbait yang kami maksud disini tentunya harus menggambarkan isi video secara keseluruhan.
Artinya kamu harus membuat thumbnail yang menarik dan memancing orang untuk masuk ke dalam video yang kamu buat tapi dengan memastikan kalau video yang kamu buat juga memang benar menarik.
Ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan untuk membuat thumbnail yang menggugah hati. Salah satunya adalah dengan cara membuat thumbnail thumbnail yang memancing emosi dari penonton.
Salah satu cara yang paling mudah dan (faktanya) merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh para Youtuber di luar sana adalah dengan memasang gambar wajah mereka dengan penuh eksperesi.
Cara ini bisa digunakan khususnya bagi kamu yang memiliki emotion face alias wajah yang sangat ekspresif dan bisa menggambarkan emosi dengan sangat baik. Bila tidak kamu bisa menggunakan thumbnail dengan gambar yang dramatis, yang lagi-lagi bisa memancing emosi dari penonton, salah satu cara yang digunakan oleh The Slow Mo Guys.
Berikan teks dan branding pada thumbnail – cara yang satu ini menurut kami pasti sering sekali kamu lihat di Youtube saat ini. Banyak sekali Youtuber menggunakan car aini, khususya memberikan teks dalam ukuran yang besar dan cenderung mencolok.
Hal ini dilakukan berdasarkan riset oleh Sandvine pada tahun 2019 dimana hampir 40% dari pengguna Youtube (khususnya akun baru) adalah pengguna ponsel. Oleh karena itulah teks pada thumbnail akan sangat bermanfaat bagi akun-akun semacam ini.
Artinya thumbnail dengan teks yang besar-besar akan cenderung prominens dan menonjol sehingga meningkatkan kemungkinan untuk diklik oleh orang-orang yang menggunakan ponsel untuk membuka Youtube mereka.
Selain itu jangan lupa untuk melakukan branding pada thumbnail dimana kamu bisa menambahkan logo dari kanal Youtubemu. Selain itu kamu bisa membuat thumbnail yang seragam dengan menggunakan template buatanmu sendiri.
Hal ini dilakukan agar ketika para penonton melihat thumbnail video mu sekilas, mereka bisa langsung klik video tersebut. Apalagi bila penonton tersebut merupakan penonton setia dari kanal Youtubemu.
‘Memaksa’ penonton untuk tetap menonton – salah satu faktor yang sangat menentukan apakah menurut Youtube video yang kamu buat bagus atau tidak, adalah seberapa baik retensi dari penonton yang masuk ke dalam video mu tersebut.
Ada beberapa cara yang biasa digunakan oleh para Youtuber untuk meningkatkan angka ‘video completion rate’ ini, diantaranya adalah:
- Membuat impresi yang kuat di awal video, sehingga penonton bisa memperkirakan apa isi dari video tersebut dan tetap penasaran dengan isinya.
- Membuat subtitle sebagai salah satu cara agar video yang kamu buat tetap bisa ditonton walaupun minim volume, atau bahkan muted
- Membuat video dengan panjang yang sesuai dengan kesukaan penontonmu, kamu bisa menyesuaikan dengan analitik yang dimiliki oleh kanalmu.
- Gunakan “jump cuts”, kamu bisa mencari teknik ini di Youtube. Faktanya teknik ini merupakan teknik yang sangat umum dan populer di kalangan Youtuber.
- BIla kamu rasa video yang kamu buat terlalu panjang, pastikan di tengah-tengah video ada ‘sesuatu’ yang bisa memancing rasa penasaran penonton dan memastikan mereka tetap menonton.
Merekomendasikan video lain di kanalmu, di dalam video – salah satu trik yang juga sering digunakan oleh para Youtuber adalah dengan cara merekomendasikan video yang ada di dalam kanalmu, di dalam videomu.
Beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk merekomendasikan adalah sebagai berikut ini:
- Menggunakan cards dan end cards di dalam video untuk memberikan rekomendasi video secara manual.
- Menghubungkan dengan video yang ada dalam satu playlist, dan usahakan video atau playlist tersebut masih satu tema dengan video yang ditonton.
- Membuat format yang konsisten antara satu video dengan video yang lain.
- Membuat call to action atau scene yang spesifik dari video lain untuk ‘memancing’ para penonton.
Maksimalkan kata kunci dan metadata – salah satu tips lain yang bisa kamu gunakan adalah dengan cara membuat kata kunci, deskripsi, hingga tag dan metadata lainnya yang sesuai dengan video yang kamu miliki.
Cara ini bisa juga disebut dengan Youtube SEO, dimana kamu harus bisa memaksimalisasi dan mengoptimalisasi konten yang ada dari videomu. Sehingga videomu bisa dicari selain di Youtube, namun bisa juga di Google.
Adapun deskripsi dari video Youtube yang kamu buat, haruslah menarik dan sebisa mungkin memaksa penonton untuk melihat isi dari video tersebut. Hal ini sangat berhubungan dengan apa yang disebut dengan copywriting.
Youtube sendiri tidak memiliki aturan yang baku mengenai penulisan deskripsi dari video yang kamu buat. Bahkan pada beberapa kasus, Youtube justru mendorong para kreatornya untuk membuat deskripsi yang panjang, tegas, namun konsisten dengan isi dari videonya.
Selain itu pastikan bila membuat deskripsi yang panjang, buatlah setidaknya dengan menggunakan kalimat yang sangat menarik untuk beberapa kata dan paragraph di awal, sebelum ‘show more’.
Karena biasanya kebanyakan penonton di Youtube hanya akan memberikan atensi lebih pada awal-awal deskripsi saja. Kebanyakan kata-kata yang terdapat setelah ‘show more’ tidak akan dibaca dengan baik oleh para penonton Youtube.
Gunakan cara yang sama untuk video dengan views tinggi – salah satu cara unik yang harus kamu maksimlakan adalah ‘copy paste’ dari videomu sendiri. Ada kalanya diantara beberapa video dengan views kecil, tiba-tiba ada satu video yang memiliki views yang sangat tinggi.
Salah satu cara tak terduga yang ternyata seringkali digunakan oleh para Youtuber kondang adalah dengan membuat jenis video yang sama, dengan video yang memiliki views tinggi di atas video-video lainnya yang mereka miliki.
Nah, ketika kamu mendapati ada satu video dari kanalmu yang memiliki views sangat tinggi dan mencolok, manfaatkan analytics dan gut feeling yang kamu miliki untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh para penonton kanalmu.
Cara ini sangat legal dan boleh sekali untuk kamu gunakan. Karena memang secara alamiah, algoritma Youtube akan memberikan penontonnya sesuatu yang mereka sukai dan seringkali mereka tonton berdasarkan history dari video yang mereka tonton.
Salah satu Youtuber terkenal yang melakukan car aini misalnya adalah kanal Dad, How Do I. Kanal ini pada dasarnya hanya memberikan tutorial-tutorial simpel seputar rumah tangga yang biasanya dilakukan oleh bapack-bapack.
Hal-hal sepele yang kadang sulit dilakukan oleh anak-anak, misalnya cara memasang rak dinding, cara membetulkan keran yang rusak, cara mengganti lampu, cara mengecek tekanan ban mobil, cara mengganti ban mobil, dan sebagainya.
Tak disangka-sangka, kanal yang baru saja dibuat (sejak pandemi 2019-2020) ini bisa langsung meledak dan melejit. Selain itu kanal tersebut juga bahkan memiliki video yang diberi tajuk ‘Story Time’ dimana ia akan membacakan cerita pendek untuk anak-anak.
Ide gilanya ini terbaat dimana dalam dua bulan saja ia sudah mendapatkan hingga 2,4 juta subscribers. Menakjubkan bukan? Hanya karena ada satu videonya yang meledak, ia coba ide yang sama di video lain dan hasilnya kanalnya menjadi sukses dalam waktu singkat.
Buat video orisinil / asli – cara lain yang bisa kamu tempuh, tentu saja dengan sangat sulit adalah membuat video yang asli. Selain itu di awal-awal jangan terbiasa latah mengikuti video populer yang sudah ada sebelumnya di Youtube.
Cara ini memang cara yang sangat sulit, tapi percayalah ada banyak sekali Youtuber terkenal awalnya membuat video asli yang belum pernah ada sebelumnya di Youtube. Misalnya seperti Dude Perfect yang secara konsisten awalnya membuat trickshot.
Di Indonesia sendiri misalnya kamu bisa mengenal Fiki Naki, yang subscribers nya melejit dalam waktu yang terbilang singkat. Hal ini dicapai oleh Fiki Naki ‘hanya’ dengan membuat rekaman videonya yang bermain Ome TV.
Banyak sekali Youtuber yang melakukan hal semacam ini sebenarnya. Akan tetapi yang dilakukan Fiki Naki justru sangat menarik, dimana ia justru berbincang-bincang dengan banyak orang di luar negeri.
Sembari mengasah kemampuan berbahasa asing yang ia miliki, ia selalu membuat percakapan yang bisa mengundang rasa penasaran dari para penonton. Bahkan ia sempat membuat ‘kontroversi’ dengan seseorang bernama Dayana, ckckck.
Terlibat secara langsung di dalam komunitas – ada salah satu hal yang seringkali dilupakan oleh para Youtuber pemula. Dimana kebanyakan mereka hanya ingin terlibat di dalam komunitas apabila ada timbal baliknya.
Seringkali para Youtuber pemula, misalnya hanya ingin komentar di kolom komentar dengan tujuan untuk disubscribe atau ditonton videonya saja. Padahal, hal semacam ini justru akan membuat kamu tidak disukai, apalagi bila caramu terlalu mudah dibaca.
Selain itu pahami saja, bahwa algoritma Youtube cukup pintar untuk memahami apakah kamu benar-benar engaging terhadap komunitas yang kamu bangun, ataukah reply-reply yang kamu buat hanyalah untuk memancing penonton saja.
Intinya jangan dibuat-buat, dan balaslah sebisamu komentar-komentar dari orang-orang yang menonton videomu. Respons kritikan dan apapun yang disampaikan oleh para penontonmu dengan baik, dan lihatlah perubahan yang terjadi.
Konversi penonton menjadi subscribers – ya, inilah yang menjadi salah satu goal utama ketika kamu memutuskan untuk melakukan optimalisasi kanal yang kamu miliki. Ketika seorang penonton sukses menjadi subscribers maka kamu sudah berhasil membangun komunitasmu secara perlahan.
Beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk mengubah para penonton tersebut menjadi subscribers diantaranya adalah:
- Meminta penontonmu secara langsung untuk menjadi subscribers. Bila kamu cukup tebal muka, maka kamu bisa menyisipkan pesan agar para penontonmu bisa subscribe ke kanalmu.
- Berikan teaser video selanjutnya di akhir video yang kamu buat. Salah satu tips menarik yang sering digunakan oleh para Youtuber kondang adalah dengan memberikan sedikit bocoran video berikutnya, agar memancing rasa penasaran penonton.
- Berinteraksi dengan penonton secara real dan tidak dibuat-buat.
- Membuat playlist yang padu, misalnya ketika kamu mengerjakan beberapa video maka buatlah project berupa video yang setipe dan setema sehingga meningkatkan kemungkinan orang akan menonton video tersebut.
- Membuat kontes, memang cara ini sangat kontroversial. Dimana beberapa Youtuber berpendapat kalau cara ini merupakan cara instan yang tidak organik untuk meraih Tapi toh, tidak ada salahnya bukan untuk boost subscribers di awal. Toh kalau videomu memang menarik pada akhirnya orang-orang ini akan suka padamu kok.
Selain cara-cara di atas ada banyak pula cara lain untuk mendapatkan subscriber baru dari para penonton yang kamu miliki. Namun kami menilai cara lain tersebut kurang bisa diaplikasikan oleh semua orang.
Beberapa cara lain yang seringkali diberikan oleh para pakar-pakar SEO dan social media audience growth misalnya dengan cara berkolaborasi dengan Youtuber populer, berkenalan dan berkolaborasi dengan selebriti, hingga membuat giveaway.
Yah pada akhirnya kamu boleh-boleh saja menggunakan cara instan seperti itu, akan tetapi kami tidak terlalu merekomendasikan cara tersebut. Selain tidak feasible, cara-cara tersebut pastinya akan menghabiskan banyak uangmu.
Penutup
Meski banyak sekali cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan lebih banyak viewer, memahami algoritma saja tidak cukup. Karena memang pada akhirnya Youtube mendukung para pembuat konten, untuk membuat ekosistem yang sehat.
Sehingga pada akhirnya, bukan yang mengakali algortima lah yang bisa menang. Akan tetapi mereka yang konsisten membangun komunitas dan membuat konten di kanalnya. Konsekuensinya tentu saja perkembangan secara organik inilah yang disukai oleh Youtube.
Tapi jangan berkecil hati ya, khususnya kamu yang baru saja merintis karir disini. Semoga sukses!