Istilah big data barangkali belum setenar istilah-istilah teknologi digital lainnya saat ini, apalagi bila berkaitan dengan istilah e-commerce misalnya. Padahal big data disebut-sebut sebagai salah satu teknologi masa depan yang mulai berkembang.
Di Indonesia sendiri ada satu perusahaan yang cukup sering disebut-sebut, terutama pada saat-saat kampanye Presiden beberapa tahun yang lalu. Perusahaan tersebut adalah Drone Emprit yang didirikan oleh Ismail Fahmi.
Drone Emprit sendiri merupakan salah satu perusahaan teknologi di Indonesia yang bergerak di bidang analisis data, atau dalam hal ini analisis big data.
Meski demikian istilah big data itu sendiri awalnya muncul pada tahun 2000 an oleh Doug Laney yang merupakan salah satu analis industri yang ternama. Tapi sebenarnya apa itu big data? Bagaimana implikasinya di Indonesia?
Baca Juga: Jenis-jenis penyimpanan online (Cloud)
Secara istilah big data merupakan sekumpulan set data yang sangat besar dan kompleks. Data tersebut demikian besarnya sehingga piranti pemrosesan data tradisional tidak mampu menganalisisnya.
Demikian besarnya pula sehingga tantangan yang ada dibalik analisis big data ini cukup besar. Diantaranya adalah cara mengumpulkan data, cara menyimpan data, cara menganalisis data, hingga visualisasi, transfer, isu sensitivitas data dan kesahihan data.
Meski demikian, semakin besar data yang didapat serta dianalisis tentu saja meningkatkan kemungkinan analisis yang didapatkan tepat. Bahkan hasilnya bisa membuka informasi-informasi baru yang sulit terbuka sebelumnya.
Konsep big data sendiri datang dengan The Three V’s, atau ‘tiga huruf V’ yakni:
Selain tiga V tersebut, banyak pakar big data saat ini yang memasukkan kembali unsur 2 V lainnya yakni value and veracity. Value maksudnya seberapa bermakna nya data tersebut, sementara veracity mengarah kepada seberapa akurat dan dapat dipercaya kah data-data tersebut.
Bila memiliki value dan veracity yang tinggi, sebuah set big data akan menjadi nilai yang amat besar. Apalagi bagi perusahaan yang memang memiliki tujuan bisnis, misalnya untuk pengembangan produk berdasarkan masukan dan insight dari big data tersebut.
Dengan melakukan analisis big data, suatu perusahaan bisa mendapatkan gambaran utuh bukan hanya produk yang mereka jual namun juga pandangan orang secara umum terhadap perusahaan mereka.
Tujuannya tentu saja agar perusahaan tersebut bisa mengambil langkah-langkah strategis terkait dengan citra perusahaan hingga terkait pengembangan dan penjualan produk mereka selanjutnya.
Sekarang mengerti kan kenapa big data saat ini menjadi begitu penting dan barangkali merupakan salah satu ilmu masa depan.
Meski demikian kelebihan big data di atas juga berarti tantangan bagi para pakar di masa mendatang. Karena saat ini saja diketahui ukuran big data membesar dengan kecepatan 2 kali lipat setiap 2 tahun.
Kecepatan yang sangat tinggi itu tentu membuat para pakar harus berpikir dengan keras sehingga teknologi yang ada di masa mendatang bisa menangani big data yang semakin ‘big’. Karena bila tidak tentu saja data yang semakin besar tersebut menjadi tidak bermanfaat.
Big data sendiri, walaupun baru dikenal dalam beberapa tahun terakhir. Sejarah big data di awali di awal-awal tahun 60 – 70 an. Di tahun-tahun itulah ‘warga dunia’ mulai melek data serta analisisnya melalui ilmu statistika.
Sementara itu kemunculan Facebook dan berbagai media sosial lainnya di tahun 2000 an membuat orang mulai menyadari betapa pentingnya data user yang dimiliki platform media sosial tersebut.
Meski demikian permasalahan timbul, karena input yang ada dari platform-platform media sosial di masa itu terlalu besar untuk disimpan dan di olah. Masalah ini kemudian ditangani secara perlahan, diawali dengan kemunculan Apache Hadoop (saat ini bersama Apache Spark) dan NoSQL.
Spark sendiri merupakan salah satu open-source framework yang diciptakah khusus untuk menyimpan dan menganalisis big data. Dengan adanya Spark, permasalahan terkait big data mulai bisa ditangani. Sejak itu pula kemudian volume big data berkembang dengan sangat cepat.
Lebih jauh lagi, keterlibatan teknologi dalam setiap aspek kehidupan manusia membuat input big data semakin besar. Semakin banyak informasi yang bisa didapatkan oleh mesin terkait penggunanya.
Kamu yang merupakan seorang entrepreneur bisa-bisa saja kok memanfaatkan big data untuk menjalankan perusahaanmu. Dengan big data ini, kamu bisa mendapatkan banyak insight untuk melakukan perencanaan perusahaan.
Nah untuk itulah kamu juga harus paham bagaimana cara memperlakukan big data ini!
Dengan semakin besarnya input data yang bisa disimpan dan dianalisis, big data semakin lama menyimpan potensi manfaat yang sangat besar. Terlebih lagi berbagai masalah terkait big data mulai bisa ditangani berkat teknologi semacam Hadoop.
Oleh karena itulah dalam beberapa tahun belakangan ini bahkan konsep serta pemrosesan big data sudah bukan menjadi halangan. Bahkan big data sendiri sudah digunakan di dalam beberapa aspek, diantaranya adalah:
Dengan semakin besarnya big data, dan kemampuan pengolahan big data yang juga semakin canggih. Peng-aplikasian big data saat ini sudah bukan isapan jempol belaka. Aplikasi big data yang awalnya banyak ditujukan di perusahaan dengan tujuan marketing dan maintenance, saat ini mulai digunakan di banyak bidang.
Big data yang begitu populer bahkan telah menarik perusahaan besar macam IBM, Microsoft, SAP, HP, Dell, dan Oracle Corporation untuk berinvestasi lebih dari US$ 15 miliar dalam pengembangan piranti lunak spesifik untuk manajemen dan analisis big data.
Di tahun 2010 saja diketahui bahwa industri manajemen dan analisis big data bernilai hingga US$ 100 miliar di seluruh dunia dengan nilai pengembangan hingga 10% per tahunnya. Nilai ini mengalahkan nilai perkembangan bisnis piranti lunak hingga 2 kali lipatnya.
Lalu bidang apa saja yang saat ini telah memanfaatkan teknologi big data secara konkret?
Boleh dibilang penggunaan big data di bidang pemerintahan membuat proses pemerintahan jauh lebih mudah dan efisien. Meski demikian dengan penguasaan big data, artinya pemerintah memiliki kontrol dan kendali yang semakin kuat atas rakyatnya.
Salah satu pemanfaatan big data di bidang pemerintahan yang cukup populer saat ini adalah sistem CRVS (Civil Registration and Vital Statistics) yang diperkenalkan WHO sebagai pencatatan sipil yang mencakup data kelahiran, kematian, secara detil termasuk penyebab kematian, dan riwayat pernikahan dan perceraian.
Sistem seperti ini memang sudah populer sejak lama, di Indonesia sendiri dijalankan oleh Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil). Permasalahannya adalah, dengan cara tradisional ini akurasi data menjadi pertanyaan. Big data lah jawabannya!
Beberapa negara yang menginisiasi CVRS berbasis big data diantaranya adalah Rwanda, Oman, dan Selandia Baru. Adapula WHO dengan sistem Monitoring of Vital Events (MOVE-IT) dan negara-negara afrika dengan iCivil Africa nya.
Analisis big data memungkinkan para penyedia layanan kesehatan untuk meningkatkan layanan secara keseluruhan. Hal ini mencakup pengobatan yang ter-personalisasi, analisis peresepan obat, risiko pengobatan klinis, analisis prediksi kesehatan, dan masih banyak lagi.
Apalagi di dunia kesehatan pengumpulan data bukanlah barang baru. Banyak layanan kesehatan yang sudah memanfaatkan teknologi rekam medis elektronik yang berisi informasi kesehatan secara digital.
Dengan adanya rekam medis elektronik sejak lama, teknologi manajemen dan analisis big data saat ini bisa membantu para pemberi layanan kesehatan melakukan analisis dari kumpulan rekam medis elektronik yang ada.
Satu-satunya permasalahan analisis big data di dunia kesehatan adalah isu etik dan privacy. Karena big data yang terkumpul di dalam dunia kesehatan umumnya merupakan data kesehatan pasien, yang di negara manapun pasti dilindungi kerahasiaannya oleh undang-undang.
Wah semoga masalah terakhir ini bisa ditangani ya, karena bila analisis big data benar-benar diimplementasikan secara 100% di bidang kesehatan manfaatnya bisa sangat besar!
Bukan persoalan implementasi big data secara konkret, namun penemuan big data saat ini membuat banyak institusi pendidikan menyadari bahwa ilmu pengolahan data yang sebelumnya ada tidak cukup untuk menangani masalah big data ini.
Saat ini banyak universitas di dunia, khususnya di Amerika Serikat bahkan membuat program master (S2) yang ditujukan untuk mencetak master-master di bidang pengolahan dan analisis big data ini.
Selain itu ada pula beberapa program singkat berupa private bootcamp seperti The Data Incubator atau General Assembly yang secara khusus memiliki tujuan mencetak ahli-ahli di bidang pengolahan dan analisis big data.
Lebih lanjut lagi isu ini juga mencuat di sekolah-sekolah bisnis yang ada di seluruh dunia. Sekolah-sekolah bisnis yang ada saat ini seharusnya sadar bahwa seorang lulusan sekolah bisnis harus bisa menangani big data yang sudah lagi tidak bersifat one-size-fits-all layaknya pengolahan data tradisional.
Sehingga kemudian pada akhirnya mereka bisa mencetak konsultan bisnis dan ahli marketing yang mampu mengolah big data secara keseluruhan.
Bicara soal pemanfaatan big data tentu saja kurang rasanya bila kita tidak membahas penggunaannya di dalam dunia media. Karena media sosial saat ini sebenarnya merupakan sekumpulan big data yang siap dikumpulkan dan dianalisis oleh praktisi media.
Bila di zaman dahulu para praktisi ini biasa mengumpulkan informasi dari koran, majalah, acara televisi secara tersendiri. Maka saat ini keberadaan media sosial dan internet membuat para praktisi harus mengumpulkan jutaan data terkait informasi konsumen hingga consument behavior di dalamnya.
Tujuannya? Tentu saja iklan dan konten yang tertarget!
Kalau kamu masih bingung, pasti kamu sering ‘deh’ ketika membuka laman website kamu melihat iklan yang seolah-olah sesuai dengan kebutuhanmu. Hal ini adalah hasil dari pengolahan big data yang brilian.
Kamu yang memiliki minat terhadap gitar misalnya, pasti sehari-harinya sering melakukan pencarian seputar gitar di Google. Malah mungkin beberapa kali kamu tercatat pergi ke toko-toko gitar di Google Maps.
Dari situlah kemudian Google mendapat ‘masukan’ bahwa kamu (si user) merupakan penggemar gitar, yang mungkin sedang mencari gitar terbaru. Kemudian Google akan mengeluarkan output berupa iklan-iklan gitar yang seringkali muncul ketika kamu membuka laman website.
Tujuannya? Tentu saja agar iklan tersebut sampai kepada kamu yang memang tertarik dengan gitar. Akhirnya? Supaya kamu klik iklan tersebut, dan bahkan bisa-bisa kamu membeli gitar dari iklan tersebut.
Hingga saat ini ada beberapa perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang analisis big data. Bahkan beberapa perusahaan terkemuka ini diketahui telah memiliki klien perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia.
Beberapa perusahaan tersebut adalah:
Tidak dapat dipungkiri kalau pemanfaatan big data di masa pandemi bisa sangat membantu banyak orang. Tingginya jumlah korban Covid-19 di seluruh dunia tentu membuat kerja para tenaga medis saat ini semakin kewalahan.
Berangkat dari sanalah kemudian para ilmuwan IT dan statistika berlomba-lomba. Banyak diantara mereka yang mencoba mencari celah dari sebuah big data. Bagaimana cara mengumpulkan big data tersebut, indikator apa yang akan diambil, dan bagaimana pemanfaatannya.
Google Mobility - salah satu big data yang cukup populer di masa pandemi ini adalah google mobility. Dimana banyak pemerintah di seluruh dunia saat ini mencoba memanfaatkan big datar dari aplikasi Google Mobility.
Google Mobility sanggup melakukan tracing pergerakan manusia, khususnya yang menggunakan Google. Dari sana pemerintah misalnya bisa melakukan monitoring tanpa harus menghabiskan banyak anggaran, demi penegakkan protokol.
Selain itu pengumpulan big data juga bisa digunakan oleh pemerintah menentukan strategi penanganan Covid-19 di daereahnya. Misalnya kapan dan dimana kasus-kasus melonjak, dari sana bisa dibuat turunan mengenai pelarangan.
Hasilnya tentu saja bisa dibuat aturan pelarangan khusus yang spesifik dan tidak mengganggu secara luas. Khususnya mengganggu dunia usaha, apabila pelarangan dilakukan secara menyeluruh.
Selain itu tentu saja masih banyak lagi pemanfaatan big data yang bisa digunakan untuk mengatasi Covid-19. Masalahnya, saat ini masih sedikit ilmuwan yang sanggup melakukan pengolahan big data. Bukan hanya di Indonesia namun di seluruh dunia.
Wah wah, sayang sekali ya. Padahal manfaatnya begitu luas.
Nah itu dia beberapa hal yang perlu kamu pahami mengenai apa itu big data, bagaimana cara kerja big data, hingga bagaimana implementasi big data di dalam kehidupan kita saat ini.
Boleh dibilang memang big data merupakan salah satu penemuan yang cukup penting, namun perkembangannya cukup cepat. Sehingga diharapkan pula ke depannya akan semakin banyak pakar dan perusahaan yang bergerak di bidang ini.
Selain itu kamu yang melihat peluang ini, ditambah ilmu dan latar belakang pendidikan yang cukup, tentu saja bisa menjadikan big data sebagai salah satu bisnis mu.